Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sukses menjaga kinerja produksi tetap solid sepanjang kuartal keempat 2022 (4Q22) atau Oktober-Desember 2022. Terjaganya kinerja ini cukup membanggakan, mengingat produksi dan penjualan Antam sepanjang 2022 turut dipengaruhi oleh volatilitas kondisi ekonomi dan geopolitik global, termasuk kondisi pandemi Covid-19 yang belum 100 persen tuntas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Capaian ini sejalan dengan komitmen Antam untuk menjaga kesinambungan kinerja operasi guna memberikan nilai yang positif kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut gambaran produksi Antam pada 4Q22. Pertama, volume produksi unaudited feronikel Antam tercatat sebesar 24.334 ton nikel dalam feronikel (TNi), atau mencapai 94 persen dari capaian produksi periode dua belas bulan pertama 2021 (FY21) sebesar 25.818 Tni. Khusus 4Q22, tingkat produksi unaudited feronikel ANTAM mencapai 6.246 TNi, lebih banyak dari hasil kuartal sebelumnya, Juli-September sebesar 6.106 TNi.
Dari sisi penjualan, sepanjang FY22 volume penjualan unaudited feronikel sebesar 24.210 Tni, atau sekitar 93 persen dari penjualan pada FY21 sebesar 25.992 TNi. Kendati belum setara dengan tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa Antam mampu menjaga kestabilan tingkat produksi dan upaya perluasan basis pasar penjualan feronikel.
Selanjutnya bijih nikel. Pada 4Q22, produksi unaudited bijih nikel mencapai 2,41 juta wmt, meningkat 32 persen dibandingkan produksi unaudited 3Q22 sebesar 1,82 juta wmt. Adapun capaian volume penjualan unaudited bijih nikel pada 4Q22 mencapai 2,20 juta wmt, tumbuh 28 persen dari penjualan 3Q22 sebesar 1,71 juta wmt.
Pertumbuhan ini menunjukkan terjadinya pemulihan tingkat serapan bijih nikel domestik pelanggan pihak ketiga serta stabilisasi harga nikel. Dengan profil sumber daya dan cadangan bijih nikel yang baik, Antam akan memperkuat skala bisnis Perseroan melalui upaya hilirisasi mineral nikel. Hilirisasi ini tentu sangat penting seturut dukungan terhadap misi pemerintah untuk mengembangkan ekosistem industri baterai listrik nasional.
Komoditas berikutnya, emas juga mencatat pertambahan produksi. Tercatat pada 4Q22, produksi unaudited emas Antam mencapai 301 kg (9.677 t.oz), lebih banyak dibandingkan produksi unaudited 3Q22 sebesar 294 kg (9.452 t.oz). demikian pula, volume penjualan unaudited emas pada 4Q22 membukukan capaian positif sebesar 9.036 kg (290.514 t.oz). capaian ini seiring dengan penguatan ekonomi nasional serta pertumbuhan tingkat permintaan emas di dalam negeri.
Secara periode tahunan, produksi emas pada periode FY22 tercatat sebesar 1.268 kg (40.767 t.oz). Sementara itu volume penjualan unaudited emas Antam di FY22 sebesar 34.967 kg (1.124.215 t.oz), atau tumbuh 19 persen dibandingkan capaian penjualan pada FY21 sebesar 29.385 kg (944.750 t.oz).
Komoditas keempat, bauksit terbilang cukup stabil. Volume produksi bauksit unaudited pada FY22 yang digunakan dalam produksi Pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 1,65 juta wmt. Volume ini tidak bergeser jauh dari capaian produksi FY21 sebesar 1,67 juta wmt.
Adapun produksi bauksit unaudited 4Q22 sebesar 310 ribu wmt, lebih banyak ketimbang produksi periode kuartal ke empat tahun 2021 (Oktober-Desember 2021, 4Q21) sebesar 305 ribu wmt.
Terakhir, capaian menggembirakan terlihat jelas pada alumina. Hal ini sejalan dengan strategi Antam mengoptimalkan operasi Pabrik CGA Tayan serta meningkatkan volume penjualan produk-produk alumina.
Pada FY22, Antam melalui entitas anak perusahaan yang mengoperasikan Pabrik CGA Tayan, PT Indonesia Chemical Alumina telah memproduksi sebanyak 151.565 ton unaudited alumina. Bertumbuh sekitar 59 persen dibanding volume produksi alumina pada FY21 sebesar 95.209 ton alumina. Adapun capaian penjualan alumina unaudited pada FY22 mencapai 143.991 ton, tumbuh 8 persen dibandingkan volume penjualan FY21 sebesar 133.001 ton.
Dari lima komoditas di atas, eksplorasi Antam sepanjang tahun 2022 berfokus pada emas, nikel dan bauksit. Total biaya eksplorasi preliminary unaudited pada periode ini tercatat sebesar Rp128,30 miliar.
Eksplorasi emas antam pada 2022 antara lain di Pongkor, Jawa Barat. Sedangkan eksplorasi nikel di Konawe Utara dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara serta Tanjung Buli, Maluku Utara. Adapun eksplorasi bauksit berlangsung di Tayan, Kalimantan Barat. (*)