Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

info-tempo

YESS Mencetak Petani Muda

Indonesia harus punya generasi penerus di sektor pertanian. Petani muda hendaknya menjadi garda terdepan dalam pembangunan pertanian.

11 November 2024 | 10.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Sebagai negara agraris, pertanian menjadi salah satu penggerak utama ekonomi Indonesia. Hanya saja, saat ini sumber daya manusia di sektor pertanian mengalami tren penurunan karena kurangnya minat generasi muda. Berdasarkan Sensus Pertanian 2023, dalam sepuluh tahun terakhir proporsi petani di Indonesia yang usianya semakin menua mengalami peningkatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Proporsi petani berusia 55-64 tahun meningkat menjadi 23,3 persen, sedangkan petani berusia 65 tahun ke atas meningkat menjadi 16,15 persen. Petani dengan usia produktif antara 25 sampai 44 tahun pada tahun 2023 hanya berjumlah sekitar 32,32 persen dari 29,3 juta petani. Untuk menarik minat generasi muda berkiprah di sektor pertanian, Kementerian Pertanian bersama International Fund For Agricultural Development (IFAD) merintis program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services atau YESS yang telah dimulai sejak tahun 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Pendidikan Pertanian sekaligus Direktur Program YESS, Inneke Kusumawaty mengatakan, Kementerian Pertanian melihat potensi Indonesia sebagai negara agraris dengan luas lahan pertanian yang besar, ditambah dengan momentum bonus demografi, menjadi kesempatan untuk mendorong minat generasi muda pada sektor pertanian lewat program YESS.

“Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) ditugaskan menjalankan program ini,” ujarnya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, pada Rabu, 6 November 2024. Inneke menjelaskan, BPPSDMP bertanggung jawab melaksanakan program YESS karena merupakan unit kerja yang diberi mandat untuk mendorong peningkatan kapasitas dan pemberdayaan petani.

Program yang menyasar generasi muda perdesaan dengan rentang usia 17-39 tahun ini pun memberikan berbagai pelatihan, baik pelatihan literasi keuangan maupun pelatihan kewirausahaan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha di sektor pertanian.

Pelatihan inklusi keuangan diberikan kepada para pemuda perdesaan karena program YESS berkeinginan untuk mendorong para pemuda perdesaan tersebut berorientasi bisnis dan mampu mengakses layanan pembiayaan usaha secara mandiri. “Jadi bisa dibayangkan, kalau mereka hanya berorientasi pada produksi, bisa rugi. Mereka harus punya orientasi bisnis juga,” katanya.

Program YESS memberikan hibah berupa bantuan modal usaha melalui seleksi ketat dari tim independen. YESS menggandeng 32 perbankan, akademisi, praktisi pertanian, hingga melakukan verifikasi lapangan untuk mengukur kelayakan penerima bantuan modal. “Kami mengecek proposal bantuan modal yang masuk dan ternyata sangat bermanfaat,” katanya.

Para petani muda dapat memanfaatkan program YESS untuk mengasah kemampuan dengan pengalaman di bidang pertanian. Mereka bisa terlibat dalam proyek melalui magang bersertifikat. Salah satu yang sudah terealisasi, yakni magang bertani ke Taiwan dan Jepang. Dari sisi kewirausahaan, program YESS menghadirkan program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) dengan membangun kesadaran, kemandirian, dan pengembangan bisnis pada sektor pertanian.

Inneke mengatakan, YESS menjalankan pelatihan dengan pola pendekatan melalui Balai Penyuluhan Pertanian di setiap kecamatan. “Sehingga, Balai Penyuluhan Pertanian menjadi magnet school. Bahkan ada yang kami berikan peralatan teknologi informasi guna lebih menunjang kegiatan pelatihan,” ujarnya.

Supaya lebih banyak generasi muda yang tertarik pada program YESS, terdapat kompetisi local champion sebagai wujud nyata kesuksesan anak muda di sektor pertanian, mengenalkan Duta Petani Milenial (DPM), dan Duta Petani Andalan (DPA), yang pengukuhannya dilakukan langsung oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

“Ini menjadi kebanggaan bagi mereka karena mendapatkan atensi dari pemerintah pusat,” ucapnya. Sejak 2019 sampai 2025, program YESS menargetkan 220 ribu petani muda untuk berpartisipasi di sektor pertanian. Kini, capaiannya sudah melewati target, yakni telah menjangkau 278 ribu penerima manfaat.

Menurut Inneke, dengan berbagai upaya yang dilakukan, program YESS mampu mendorong program nasional Makan Bergizi Gratis yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto, sekaligus dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.(*)

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus