Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika, Donald Trump, merespon kritik mantan Menhan Jim Mattis soal caranya menangani unjuk rasa George Floyd. Khas Trump, ia tidak menyerang substansi masalah yang disampaikan Mattis, namun menyerangnya secara personal. Menurut Trump, Mattis adalah figur bermasalah.
"Mungkin satu-satunya kesamaan antara saya dengan Barack Obama adalah kami mendapat kehormatan untuk memecat Jim Mattis, jenderal yang jasanya terlalu dilebih-lebihkan," ujar Trump sebagaimana dikutip dari CNN, Kamis, 4 Juni 2020.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa yang banyak terjadi di Amerika saat ini adalah imbas dari kematian George Floyd. Floyd adalah warga kulit hitam di Minneapolis, Minnesota yang meninggal setelah kepolisian setempat menindih lehernya dengan lutut pekan lalu.
Hingga berita ini ditulis, unjuk rasa sudah berlangsung lebih dari sepekan. Beberapa di antaranya berujung kerusuhan dan penjarahan di mana warga bertarung dengan aparat keamanan. Merespon hal tersebut, Trump berkeinginan untuk melibatkan personil militer yang ditentang berbagai gubernur negara bagian.
Di Washington DC, Trump telah menerjunkan 1600 personil militer. Walau mereka hanya berjaga-jaga, berbagai pihak khawatir Trump pada akhirnya akan menggunakan kekuatan militer tersebut untuk meredam unjuk rasa. Salah satu yang khawatir adalah Mattis yang menyebut Trump tengah mencoba memecah belah Amerika.
Mattis sendiri keluar dari kabinet Trump pada 2018 lalu. Perbedaan pendapat menjadi pemicunya. Trump menggunakan hal tersebut untuk membalas kritikan Mattis soal unjuk rasa George Floyd.
"Nama panggilan dia adalah 'Chaos' (Kekacauan) yang saya tidak suka. Saya menggantinya menjadi 'Mad Dog' (anjing gila). Kekuatan utamanya bukan pada militer, namun public relation," ujar Trump.
"Saya memberinya kehidupan baru, tugas baru, peperangan baru untuk dimenangkan. Namun ia tidak berhasil menjalankannya. Saya tidak menyukai kepemimpinannya dan banyak yang setuju dengan saya. Saya lega dia sudah tidak ada," ujar Trump menambahkan.
Salah satu penasehat Trump, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa mantan jenderal militer Trump satu per satu mulai mengkritiknya soal unjuk rasa George Floyd. Ironisnya, kata ia, dulu Trump sangat menyayangi mereka, bahkan menyebut mereka sebagai 'jenderal-jenderalnya'.
"Dia menyayangi jenderal-jenderalnya dan sekarang mereka semua menyerangnya," ujar ia.
Sebelum Mattis, figur militer yang mengkritik Trump adalah Admiral Angkatan Laut Mike Mullen dan veteran Militer Angkatan Darat Martin Dempsey. Keduanya adalah mantan panglima Militer Amerika.
ISTMAN MP | CNN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini