Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menembus blokade Israel atas Gaza bukan pekerjaan baru bagi insan Hak ve Hürriyetleri Insani Yardm Vakf (The Foundation for Human Rights and Freedoms and Humanitarian Relief). Tahun lalu organisasi kemanusiaan asal Turki ini pernah bergandeng tangan dengan Free Gaza Movement melakukan pelayaran serupa. Dengan gagah berani mereka menembus benteng Israel yang mengurung warga Palestina di tanahnya sendiri.
Memberikan bantuan kemanusiaan ke negeri lain sudah sering dilakukan organisasi yang dibentuk pada 1995 itu. ”Kami bukan organisasi kemarin sore. Misi kemanusiaan sudah kami lakukan sejak dulu ke berbagai negara,” ujar Omar Farouk, anggota dewan organisasi yang bermarkas di Istanbul, Turki, ini.
Namun mereka tak pernah membayangkan serdadu Israel akan bertindak sewenang-wenang, main pukul, bahkan memuntahkan peluru, seperti terjadi atas armada Freedom Flotilla. ”Kami tak pernah menyangka akan ada tindakan seperti itu,” kata Farouk.
Presiden organisasi yang kerap disebut IHH ini, Bulent Yildirim, hingga tiga hari setelah serangan, masih ditahan tentara Israel. Pekan lalu Farouk menjelaskan misi IHH dan tekad mereka untuk terus mendobrak blokade Israel di Jalur Gaza kepada Tempo melalui sambungan internasional.
Berapa lama Anda mempersiapkan misi ini?
Kami sudah lama mempersiapkannya setelah melihat sisi kemanusiaan yang terenggut di Palestina akibat blokade Israel. Tapi kami pikir tak akan terjadi hal mengerikan seperti kemarin.
Karena Anda sudah pernah ke Gaza sebelumnya?
Iya, kami sudah melakukan misi ini pada 2009, dan tak terjadi apa pun. Saat itu, blokade Israel belum sampai perbatasan Rafah.
Anda tak pernah menyangka akan terjadi kekerasan?
Jelas tidak. Tak ada kekerasan dari pihak kami. Kami tak bersenjata. Misi ini misi damai buat kemanusiaan, bagaimana mungkin kami menggunakan kekerasan. Misi ini untuk membuka embargo, blokade yang dilakukan Israel atas masyarakat Palestina.
Tapi kenyataannya ada bentrokan, dan konvoi ini dianggap mengancam Israel?
Bagaimana bisa mengancam? Kami tak punya senjata. Mereka yang punya. Sekarang semua dibalik oleh Israel, mereka menuduh kami memulai. Tapi semua di dunia melihat, media, video wartawan merekam semuanya. Siapa yang memukul, menembak, sehingga banyak jatuh korban tewas. Ingat, apa yang terjadi di sana, terjadi di perairan internasional. Bahkan di perairan internasional saja mereka begitu agresif, meski mereka tahu tak punya hak melarang kedatangan konvoi kemanusiaan ini.
Berapa korban yang Anda tahu?
Dari orang Turki terus meningkat, tak pasti, sekarang kabar yang kami terima sekitar delapan orang Turki tewas.
Sebelumnya Anda pernah melakukan misi kemanusiaan ke negara lain?
Ya, karena organisasi kami tak cuma untuk Palestina. Kami bekerja untuk kemanusiaan. Kami bekerja untuk semua bagian dunia yang memerlukan bantuan kemanusiaan. Tempat terjadi konflik, terjadi perang. Sudah lebih dari 100 negara kami jelajahi untuk misi ini.
Setelah kejadian kemarin, Anda akan tetap berusaha menembus blokade Israel ke Jalur Gaza?
Iya, akan terus kami lanjutkan. Akan kami pikirkan cara membantu warga Palestina yang dikurung Israel di tanahnya sendiri. Misi ini bukan dipikirkan baru-baru saja, sudah lama.
Meski akan ada kekerasan lagi dari tentara Israel?
Kenapa tidak? Meski kekerasan mungkin akan kembali dilakukan oleh Israel.
Anda akan mengadukan tindakan Israel?
Jelas, mereka melanggar hukum internasional tentang perang. Kami akan ke Mahkamah Internasional di Belanda untuk mengadukan tindakan ini karena ini sudah merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan.
Upaya Anda itu akan didukung pemerintah Turki?
Saya pikir iya. Apalagi Perdana Menteri sudah bicara keras kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa mendesak PBB menindak Israel.
Bagaimana kabar pemimpin Anda sekarang?
Belum ada kabar. Dia masih ditahan di Yerusalem. Kami berharap dia bisa bebas malam ini atau besok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo