Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Informasi mengejutkan itu keluar dari mulut Menteri Dalam Negeri Prancis Brice Hortefeux. Dalam wawancara dengan RTL-LCI-Le Figaro pekan lalu, dia mengungkapkan Prancis menjadi target utama serangan Al-Qaidah di Eropa.
Keterangan itu diperoleh Hortefeux dari Jazirah Arab beberapa jam sebelumnya. Badan Intelijen Arab Saudi mensinyalir adanya ancaman serangan Al-Qaidah ke Eropa. Sejumlah pejabat Inggris dan Jerman mendapat peringatan serupa. ”Beberapa jam lalu, kami menerima pesan baru dari Saudi yang menunjukkan Al-Qaidah di Jazirah Arab telah aktif (beroperasi),” katanya.
Ini pertama kalinya seorang pejabat Prancis membeberkan perincian ancaman terorisme sejak pertengahan September lalu. Kala itu, pihak berwenang mengatakan ada upaya serangan dari kelompok Islam radikal terhadap Prancis.
”Kami tak ingin melebih-lebihkan atau meremehkan. Ini menjadi fokus perhatian,” kata Hortefeux, yang telah bertemu dengan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, pekan lalu.
Peringatan itu muncul hampir bersamaan dengan penangkapan sejumlah operator senior Al-Qaidah di Semenanjung Arab—beberapa hari sebelumnya. Jaringan itu resmi terbentuk pada awal tahun lalu dengan anggota inti militan Yaman dan Saudi yang baru dibebaskan dari kamp Guantanamo. Mereka kembali bergabung dalam jaringan meski telah melewati program rehabilitasi.
Awal bulan lalu, menurut polisi Saudi, seorang mantan tahanan Guantanamo, Jabir Jubran al-Fayfi, menyerahkan diri. Fayfi—yang ada di Yaman—menghubungi polisi Saudi. Dia lalu menyerahkan diri ke polisi Yaman dan dipindahkan ke Riyadh.
Fayfi bergabung dengan Al-Qaidah di Yaman beberapa saat setelah dibebaskan dari Guantanamo, Desember 2006. Menurut seorang pejabat di Washington, Fayfi dipercaya menjadi salah satu pemimpin tertinggi jaringan. Namun pejabat itu menambahkan, tidak jelas apakah informasi yang diberikan Saudi kepada Prancis datang dari Fayfi, penyadapan komunikasi, atau informasi dari sumber intelijen lain.
Al-Qaidah diperkirakan akan melancarkan serangan ala Mumbai di Eropa. Pada 2008, sepuluh orang militan dari kelompok Al-Qaidah yang terhubung dengan Lashkar-e-Taiba memberondong warga sipil Mumbai. Sebanyak 166 orang tewas dalam serangan itu.
Sejumlah badan intelijen Barat menduga serangan datang dari kelompok ekstremis Islam yang telah berlatih tempur di wilayah perbatasan Afganistan-Pakistan. ”…telah terpantau, sejumlah orang yang sedang berlatih di sana akan kembali ke Prancis,” kata Hortefeux.
Seorang pejabat senior Eropa mengatakan, pada Juli lalu, intelijen Jerman mendapat informasi. Warga Jerman asal Afganistan, Ahmed Sidiqi, 36 tahun, melakukan perjalanan dari Hamburg ke Waziristan, Pakistan. Dia menerima senjata api dan mendapat pelatihan bahan peledak. Sidiqi mengatakan kepada interogator Amerika di Afganistan soal rencana serangan jaringan kelompok bersenjata terhadap kota-kota di Eropa.
Sidiqi membocorkan, beberapa penyerang sudah berada di Eropa saat ini. Dia juga menyebutkan jaringan Haqqani di Pakistan terlibat dalam komplotan itu. Jaringan ini bersekutu dengan Taliban dan Al-Qaidah.
Namun seorang pejabat senior Prancis mengatakan negeri itu justru berfokus pada ancaman dari kelompok Afrika Utara yang dihubungkan dengan Al-Qaidah tapi beroperasi secara terpisah. Beberapa hari ini, Prancis menerima serangkaian peringatan peledakan bom—termasuk dua kali evakuasi Menara Eiffel dan stasiun kereta bawah tanah. ”Masalah kita adalah jaringan Al-Qaidah in Islamic Maghreb Afrika Utara. Dan itu tidak terkait dengan Pakistan,” katanya.
Seorang pejabat resmi Prancis berspekulasi, pengungkapan rencana teror terhadap Eropa dimaksudkan untuk membenarkan serangan udara Amerika di Pakistan.
Bulan ini, Amerika telah meningkatkan serangan bom udara di Pakistan. Amerika ingin mengisolasi kelompok militan agar tidak melintasi perbatasan Pakistan-Afganistan untuk membantu barisan Taliban. Operasi itu juga untuk mengganggu komunikasi kelompok militan Pakistan dengan jaringannya di Eropa.
Ninin Damayanti (Telegraph, BBC, New York Times)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo