Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font face=arial size=1 color=#f9900>Israel</font><br />Bila Kawan Menjadi Lawan

Hubungan Israel dengan Turki dan Mesir memburuk. Israel merangkul negara-negara Balkan untuk mengepung Turki.

19 September 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan disambut layaknya seorang pahlawan oleh massa yang membanjiri Bandara Kairo, Mesir, pekan lalu. Sekitar 20 ribu warga Mesir mengusung poster bergambar Erdogan sambil meneriakkan yel-yel: "Erdogan, Erdogan! Selamat datang!"

Hari itu Erdogan memberikan pidato selama 30 menit di depan para menteri luar negeri negara anggota Liga Arab. Turki mulai melebarkan pengaruhnya di Timur Tengah. Negara-negara Arab saat ini juga mulai melakukan konfrontasi terhadap Israel. Mereka mendukung upaya Palestina mendapat pengakuan dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pada 20 September, Palestina siap mengajukan permintaan resmi menjadi anggota ke-194 Perserikatan Bangsa-Bangsa, meskipun Amerika Serikat dan Israel menentang. Erdogan menyerukan dukungan bagi Palestina. "Sudah waktunya bendera Palestina berkibar dalam lingkup PBB," katanya. "Mengakui negara Palestina bukan sekadar pilihan, melainkan kewajiban."

Hubungan Israel dengan Turki pun tak lagi rapat. Awal bulan ini, Ankara mengusir diplomat senior Israel dari Turki. Ankara juga menurunkan status hubungan diplomatik dengan Tel Aviv dan memutuskan kerja sama pertahanan. Itu lantaran Israel menolak minta maaf atas kematian sembilan warga Turki di tangan pasukan Israel dalam tragedi Mavi Marmara tahun lalu.

Perdana Menteri Erdogan juga mengancam bahwa Angkatan Laut Turki akan mengawal konvoi kapal kemanusiaan ke Gaza. Keputusan Erdogan ini mempertajam eskalasi di Laut Tengah bagian timur.

Tumbangnya rezim Mubarak dan tewasnya lima tentara perbatasan Mesir juga membuat renggang hubungan Mesir dengan Israel. Penembakan yang diduga berupa terjangan peluru operasi militer Israel itu ditanggapi keras oleh rakyat dan pemuda Mesir.

Insiden penembakan itu berbuntut aksi kerusuhan di Kairo, Sabtu dua pekan lalu. Israel sampai harus mengevakuasi duta besar dan seluruh staf diplomatik di kantor Kedutaan Israel di Kairo. Hubungan kedua negara pun mencapai titik terburuk selama 30 tahun terakhir.

Dalam jumpa pers sehari setelah insiden, Perdana Menteri Israel Benjamin "Bibi" Netanyahu mengatakan pemerintah berkomitmen menjaga hubungan damai dengan Mesir. Komentar serupa disuarakan pemimpin Mesir selama akhir pekan itu. Namun pemimpin Israel juga memperingatkan, "Perdamaian ini sedang ditantang dan mereka menentang tidak hanya politik, tapi juga negara, yang kami sebut Israel."

Suhu semakin panas saat Erdogan berencana mengunjungi Jalur Gaza—perjalanan yang membuat pemerintah Israel marah. Sesaat sebelum meninggalkan Mesir, Erdogan menyatakan, "Harapan saya paling besar adalah berkunjung ke Jalur Gaza. Saya ingin, sebelum pergi ke Jalur Gaza, sudah ada kesepakatan." Belakangan rencana kunjungan ini dibatalkan.

Merasa terisolasi, Netanyahu berusaha menghadang Turki dengan memperkuat hubungan dengan Yunani, Bulgaria, Rumania, dan Armenia. Selama kunjungannya ke Balkan, dia menunjukkan foto dan patung-patung pahlawan nasional yang tewas di tangan Kekaisaran Ottoman.

Netanyahu telah melakukan tur Eropa tahun ini untuk mencari dukungan terhadap posisi Israel dan memastikan langkah Palestina meminta keanggotaan PBB bisa dijegal.

Di Tel Aviv, Netanyahu menggelar pertemuan dengan delapan menteri senior, termasuk kepala intelijen dan menteri luar negeri, Rabu pekan lalu. Rapat itu membahas hubungan dengan Turki serta rencana langkah hukum Turki melawan Israel. Dalam rapat tersebut, Netanyahu dan menteri seniornya memutuskan menahan diri dan tidak menanggapi serangan verbal Erdogan. Dia juga menyempatkan diri mengunjungi perbatasan Mesir untuk melihat perkembangan pembangunan tembok perbatasan. "Ini perbatasan damai," katanya.

Ninin Damayanti (Financial Times, Reuters, Haaretz)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus