Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kematian mengejutkan bekas Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun membuat banyak pihak menyalahkan pemerintah Lee Myung-bak. Roh disebut-sebut mendapat banyak tekanan karena partainya yang berwajah demokrat bisa menyudutkan pemerintah konservatif. Apalagi belakangan kasus suap Roh juga menyeret sejumlah penyidik pemerintah.
Untuk mengetahui sikap pemerintah Korea Selatan, wartawan Tempo Angela Dewi mewawancarai juru bicara kepresidenan Korea Selatan, Cheon Ho-seon, melalui sambungan internasional, Kamis pekan lalu.
Bagaimana sikap pemerintah terhadap kematian Roh Moo-hyun?
Kami menyampaikan duka yang mendalam atas kematiannya yang sangat mengejutkan. Pemerintah memutuskan mengadakan upacara kenegaraan untuk menghormati beliau sebagai bekas pemimpin. Meski beliau pergi dengan cara yang amat mengejutkan dan saat sedang menghadapi masalah hukum, tak ada alasan untuk tak memberikan penghormatan yang layak.
Sejauh mana perkembangan kasus suap yang menimpa Roh?
Bulan lalu kami memanggil Roh dan sejumlah pejabat yang berada dalam pemerintahannya saat itu. Kami juga sudah menahan pengusaha yang terlibat dalam kasus suap ini. Tapi kematian Roh membuat kami memutuskan menutup kasusnya.
Sudah ada bukti yang menunjukkan Roh terlibat?
Belum sejauh itu. Dia kami panggil untuk menjelaskan kasus itu karena pejabat yang berada di bawahnya terlibat.
Kabarnya, ada penyidik pemerintah sekarang yang terlibat?
Tak benar. Pemerintah Presiden Lee dengan tegas memerangi pejabat di bawahnya yang melakukan tindak suap dan korupsi. Itu sudah jelas. Kami tak mentolerir siapa saja yang melakukan aksi yang merugikan negara dan rakyat.
Apa betul bunuh diri Roh dilakukan karena pemerintah memojokkan dia?
Tidak benar! Tidak benar itu. Semuanya masih dalam penyidikan hukum. Jika kemudian ia memutuskan bunuh diri karena menanggung beban, kami sampaikan lagi, kami sangat terkejut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo