Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Politikus Malaysia paling kalem. Begitu sejumlah blogger di negerinya menjuluki Nizar Jamaluddin. Bertubi-tubi konflik politik menderanya dan membuatnya angkat kaki dari kursi Menteri Besar Perak, namun dengan tenang ia menghadapinya.
Nizar menjabat Menteri Besar Perak setelah oposisi—terdiri atas Partai Keadilan Rakyat, Partai Aksi Demokratik, dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS)—menang dalam pemilihan umum di negara bagian kedua di Malaysia itu. Ia berasal dari PAS.
Anak sulung dari pasangan Melayu-Cina ini dipandang pengamat sebagai representasi kemajemukan budaya Malaysia. Dalam setahun kepemimpinannya, Nizar berhasil meraih simpati etnis Cina di Perak lewat kebijakan pemeliharaan tempat ibadah dan pendidikan etnis Cina. Sayang, pada awal tahun ini tiga anggota Pakatan menyeberang ke Barisan Nasional dan membuat kepemimpinannya goyah.
Pada awal Februari lalu, pemerintah Malaysia menurunkan lulusan teknik mesin dari Universitas Aston, Birmingham, Inggris, ini dari jabatannya. Zambry Abdul Kadir dari Barisan Nasional kemudian menggantikannya. Merasa tak ada legitimasi atas keputusan pencopotan itu, Nizar mengajukan gugatan. Meski pengadilan memenangkan gugatannya awal pekan lalu, pengadilan banding di Putrajaya menangguhkan keputusan itu. Ia pun mengajukan banding ke pengadilan federal atas putusan tersebut.
Wartawan Tempo Angela Dewi mewawancarai pria kelahiran Kampar, Perak, 52 tahun lalu itu, Kamis lalu, lewat sambungan internasional. Ayah tujuh anak dari pernikahannya dengan Fatimah Taat ini berkisah tentang langkah Pakatan dan mengapa ia bertahan di dunia politik.
Sejauh mana perkembangan tuntutan banding Anda di pengadilan?
Tampaknya saya harus menunggu lagi sampai ada kepastian atas legitimasi kepemimpinan saya di Perak. Malam (Kamis lalu) ini, saya dan pejabat PAS serta petinggi Pakatan bertemu di Kuala Lumpur. Kami tak menghendaki jalan konfrontatif jika ada jalan terbaik yang bisa ditempuh. Demokrasi harus ditegakkan tanpa jalan kekerasan.
Anda sudah mengirim surat kepada Sultan Perak?
Ya, saya kirimkan dengan tujuan Sultan bersedia turun tangan. Dalam surat itu saya nyatakan pula bahwa jalan paling baik adalah pembubaran parlemen.
Itu berarti pemilu baru?
Apa pun itu jalannya, yang jelas kondisi saat ini yang serba tak menentu dengan dua kepemimpinan tentu tak baik bagi rakyat Perak. Tak baik pula bagi citra Malaysia di mata dunia.
Anda merasa masih sah sebagai menteri besar?
Tak ada undang-undang dan keputusan hukum yang mengikat yang menggugurkan legitimasi saya sebagai menteri besar. Keputusan pengadilan yang mengembalikan saya ke posisi seharusnya tak bisa digagalkan dengan keputusan banding lain. Namun, begitulah, saya melihat demokrasi yang sebenarnya selalu saja punya banyak musuh.
Mengapa Anda berkeras mendapatkan kembali posisi menteri besar?
Banyak yang menyebut saya gila kuasa, gila jabatan. Itu tidak benar. Saya merasakan bagaimana sakitnya diturunkan dari jabatan dan kembali ke kantor dengan ruang yang sudah kosong dan barang-barang saya dipindahkan begitu saja. Saya tak ada masalah.
Kepemimpinan saya di Pakatan menunjukkan rakyat Malaysia juga harus didengar suaranya. Kita harus membuka mata bahwa Malaysia itu majemuk. Tak bisa kebijakan pemerintah hanya menguntungkan satu pihak. Itu yang ingin kami tegakkan.
Seberapa besar latar belakang Anda yang berasal dari keluarga Melayu-Cina mempengaruhi kepemimpinan Anda?
Saya besar di tengah keluarga Melayu-Cina muslim. Saudara-saudara saya tumbuh dengan pengaruh politik dan budaya yang beragam. Itu membuat saya makin yakin bahwa kebijakan pemerintah harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat, tak peduli apa latar belakangnya. Di PAS, yang merupakan partai Islam, kami juga sedang membuka diri pada unsur lain di luar muslim. Ini akan memberikan citra positif bagi Islam di Malaysia dan kaum Melayu yang selama ini disudutkan karena mendapat keistimewaan.
Bagaimana jika pengadilan menolak banding Anda dan Sultan menolak pemilu baru?
Saya yakin politik tak semata soal kekuasaan. Saya sudah belajar banyak dari tokoh-tokoh yang selama ini memimpin. Gagasan politik bisa dijalankan dengan berbagai cara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo