Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam guyuran hujan deras, mobil itu terus melaju, dua pekan lalu. Jarak 160 kilometer dari Provinsi Badakhshan menuju ibu kota Afganistan, Kabul, terasa begitu panjang. Rombongan aktivis kemanusiaan International Assistance Mission itu harus melewati hutan, pegunungan, dan sungai. Mereka sedang menyiapkan klinik mata berjalan di kawasan utara Afganistan ini.
Mobil jenis sport serbaguna yang mereka gunakan tak dapat menerobos sungai berarus deras yang menghadang. Di depan sungai, pengemudi Safiullah menghentikan kendaraannya. Pemimpin rombongan, Tom Little, dokter mata dari Amerika Serikat, menggulung celana dan menjajal kemungkinan menyeberangi sungai. Beruntung, mereka menemukan bagian sungai yang dangkal. Seorang pria Afganistan membantu menyeberangkan mobil.
Setelah melewati sungai, mereka bersiap meneruskan perjalanan ke Kabul. Pria yang memberikan bantuan itu pergi. Tiba-tiba serombongan orang datang menyandang senapan AK-47. ”Ada apa ini?” teriak Little. Tak ada jawaban, peluru langsung menembus tubuh dokter yang sudah beroperasi di Afganistan sejak 1970-an ini.
Little roboh bersimbah darah. Dua perempuan bertahan di dalam mobil dan bersembunyi. Para penyerang melemparkan granat ke kendaraan itu. Seluruh rombongan terkapar, kecuali pengemudi Safiullah.
Safiullah menuturkan peristiwa itu kepada penyidik kepolisian. Para penyerang, kata dia, mengerti bahasa Pashtun dengan dialek khas utara Pashaye. Mereka juga menggunakan bahasa yang sering dipakai warga Pakistan. Mereka berteriak, ”Jadee! Jadee!”—berarti ”cepat”.
Kelompok penyerang menyeret Safiullah yang terbengong di antara rekannya yang sudah tak bernyawa. Enam warga Amerika, dua Afganistan, satu Jerman, dan satu Inggris tewas. Kamis pekan lalu, jenazah warga asing itu sudah diterbangkan ke negara masing-masing.
Para penyerang membawa Safiullah menuju hutan. Selama dalam perjalanan, mereka berbicara melalui radio dalam bahasa Pashtun. ”Semuanya selesai,” kata Safiullah, menirukan ucapan para penyerang itu, kepada penyidik polisi. ”Kami membunuh mereka.”
Rombongan lalu masuk ke sebuah desa. Seorang pemimpin pasukan memeriksa Safiullah. Ia menanyakan apakah Safiullah seorang muslim, siapa nama ayahnya, berapa anaknya, dan bagaimana bisa bekerja dengan orang asing. Setelah itu, Safiullah diperbolehkan pergi.
Little dan kawan-kawan berniat membangun kamp perawatan mata di utara Afganistan. Peperangan telah membuat banyak veteran mengalami kerusakan mata. ”Kami kehilangan dokter dan tenaga muda yang berdedikasi,” kata Direktur Eksekutif International Assistance Mission Dirk R. Frans. ”Safiullah juga masih menderita trauma.”
International Assistance Mission merupakan lembaga swadaya masyarakat yang beroperasi di Afganistan sejak 1996. Organisasi ini telah melayani sekitar lima juta penduduk Afganistan. Sebagian besar warga Afganistan, kata Frans, selalu menyambut baik kehadiran para aktivis.
Badakhshan merupakan wilayah yang berbatasan dengan Tajikistan dan mayoritas penduduknya suku Tajik. Daerah ini tak dikuasai Taliban sebelum invasi pimpinan Amerika pada 2001.
Kelompok Taliban mengaku menjadi penyerang aktivis kemanusiaan ini. Juru bicara Taliban, Mujahid Zabihullah, mengatakan para aktivis melakukan kegiatan kristenisasi di desa-desa. Rombongan ini, menurut dia, membawa kitab suci berbahasa Persia, perangkat pelacak satelit, dan peta.
Zabihullah mengatakan kelompok aktivis ini tersesat dan mencoba melarikan diri. Peristiwa itu, kata dia, terjadi pada pukul 08.00 waktu setempat. Tim patroli Taliban berpapasan dengan rombongan dokter ini. ”Mereka misionaris Kristen dan kami membunuh mereka,” ujarnya.
Frans mengatakan International Assistance Mission memang terdaftar sebagai organisasi Kristen di Afganistan. Pusat perawatan mata ini, kata dia, dipimpin Tom Little, dokter mata yang sudah berpengalaman selama empat dekade. Namun, menurut dia, lembaga ini sungguh menjalankan aktivitas kemanusiaan, bukan menyebarkan agama Kristen.
Yandi M.R. (AP, BBC, iam-afghanistan)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo