Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font size=1 color=#FF9900>AUSTRIA</font><br />Horor dari Gudang Bawah Tanah

Pelaku inses yang menyekap dan memerkosa putrinya selama 24 tahun dihukum seumur hidup. Ia mengaku bersalah.

23 Maret 2009 | 00.00 WIB

<font size=1 color=#FF9900>AUSTRIA</font><br />Horor dari Gudang Bawah Tanah
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TAK ada yang istimewa dari apartemen dua lantai di Amstetten, Austria itu. Kediaman milik Josef Fritzl di distrik berpenduduk hampir 23 ribu jiwa itu adalah gedung kuno dan terawat baik, yang dibangun pada akhir abad ke-20. Namun, siapa menyangka, di gudang bawah tanah apartemen itu tersimpan kisah menyeramkan selama 24 tahun.

Di gudang seluas hampir 60 meter persegi itulah Fritzl melakukan tindakan yang tak pernah terbayangkan oleh manusia mana pun. Ia menyekap putri kandungnya, Elizabeth, memerkosanya ribuan kali hingga melahirkan tujuh anak, dan membiarkan salah seorang dari mereka meninggal karena kesulitan pernapasan. Tindakannya tak terendus sedikit pun oleh tetangga sekitarnya.

Kamis pekan lalu, setelah sidang maraton yang diawali video kesaksian Elizabeth, pengadilan St. Poelten, yang berjarak 70 kilometer dari Amstetten, menghukum Fritzl kurungan seumur hidup. Ini hukuman maksimal bagi penjahat dengan tindak kriminal berlapis, karena Austria tak mengenal hukuman mati.

Dengan wajah tanpa ekspresi, laki-laki berusia 73 tahun itu berdiri di hadapan hakim dan delapan juri yang memutusnya bersalah. ”Saya mengakui semua kesalahan,” kata Fritzl dengan suara perlahan.

Fritzl akan segera dipindahkan ke pusat penahanan dengan fasilitas khusus untuk penderita kelainan jiwa di bawah pengawasan psikiater. Selama persidangan berlangsung, Fritzl ditahan di sel khusus di St. Poelten.

Kejahatan terburuk dalam sejarah Austria modern ini terkuak pada April tahun lalu. Kerstin, putri pertama hasil inses, yang berusia 19 tahun, dilarikan ke rumah sakit karena masalah pernapasan. Dokter dan petugas kesehatan mengendus keganjilan pada laporan medis dan riwayat hidup Kerstin.

Polisi kemudian merangsek kediaman Fritzl. Mereka menemukan fakta yang mencengangkan di ruang bawah tanah apartemen. Di balik dinding yang ditutupi rak dengan akses pintu rahasia itu terdapat tiga ruang kedap suara dan pengap, karena dibuat tanpa jendela dan dengan langit-langit rendah. Penghuninya harus merundukkan kepala.

Di sinilah Fritzl menyekap putrinya, memerkosanya, dan merahasiakan anak-anak hasil hubungan perkosaan selama 24 tahun. Tak seorang pun dari mereka diizinkan keluar. Ketika ditemukan polisi, anak-anak malang itu terlihat histeris dan takut pada cahaya.

Elizabeth tinggal berimpitan dengan tiga anaknya, masing-masing berusia 19, 10, dan 5 tahun. Seorang dari putra kembarnya yang lahir pada 1996 meninggal beberapa jam setelah dilahirkan karena Fritzl membiarkan bayi itu sesak napas dan membiru. Fritzl membakar mayat bayi malang itu dan menebar abunya di pekarangan. Tiga anak lainnya yang masih balita diasuh Fritzl dan istrinya. Kepada para tetangga, Fritzl mengaku anak-anak itu diadopsinya dari panti asuhan.

Petaka itu berawal pada 1977, ketika Elizabeth, yang berusia 11 tahun, mengalami pelecehan seksual dari sang ayah, yang berprofesi sebagai ahli pertukangan. Berkali-kali Elizabeth mencoba melarikan diri dari rumah, namun selalu gagal. Pada 1984, saat pulang kuliah, anak kedua dari tujuh bersaudara itu disekap ayahnya di ruang bawah tanah. Sejak itu, sang ayah memerkosanya bertahun-tahun.

Puluhan tahun kejahatan itu tersimpan rapi karena Fritzl lihai menyembunyikan keluarga rahasianya. Fritzl, yang membuka usaha rekreasi bersama Rosemarie istrinya, dan memiliki sejumlah tanah serta apartemen yang disewakan, merupakan tokoh terpandang di kota kecil itu. Tetangga dan lingkungan di gereja mengenal Fritzl sebagai orang yang pendiam, sopan, namun keras dan dominan. Ia juga mengarang cerita tentang raibnya Elizabeth dari rumah. Kepada polisi, Fritzl menyebut sang anak lari dari rumah dan ikut sebuah sekte bersama temannya.

Keahlian Fritzl dalam bertukang memudahkannya merancang ruangan rahasia. Kamar tempat Elizabeth dan anak-anaknya disekap dirancang dengan pengamanan khusus. Pintunya hanya bisa dibuka dengan alat pengendali jarak jauh dan sandi pembuka.

Elizabeth, kini 43 tahun, yang datang diam-diam dalam persidangan kedua, Selasa lalu, berusaha tabah. Ia berencana menyusun buku tentang kisah hidupnya yang pedih. ”Saya hanya ingin melihat wajah Ayah ketika vonis dijatuhkan,” kata Elizabeth, lewat pengacaranya, Eva Plaz.

Angela Dewi (AFP, AP, Austriatimes, BBC, NYTimes)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus