Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Benjamin Netanyahu Dukung Rencana Trump untuk Pindahkan Warga Palestina dari Gaza

Benjamin Netanyahu memuji usulan Presiden Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza.

6 Februari 2025 | 20.30 WIB

Presiden Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih di Washington, 5 Februari 2025. Donald Trump mengatakan Amerika Serikat  akan mengambil alih Jalur Gaza dan mengembangkannya secara ekonomi setelah warga Palestina dipindahkan di tempat lain. REUTERS/Elizabeth Frantz
material-symbols:fullscreenPerbesar
Presiden Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih di Washington, 5 Februari 2025. Donald Trump mengatakan Amerika Serikat akan mengambil alih Jalur Gaza dan mengembangkannya secara ekonomi setelah warga Palestina dipindahkan di tempat lain. REUTERS/Elizabeth Frantz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menilai tidak ada yang salah dengan gagasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin mengusir warga Palestina dari Gaza. Pernyataan itu disampaikan Netanyahu pada Rabu, 5 Februari 2025 usai ucapan Trump tersebut menuai kritik internasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilansir dari Reuters, kelompok-kelompok HAM mengecam usulan Trump. Mereka menilai pemindahan itu sebagai pembersihan etnis sekaligus pengambilalihan Gaza oleh AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Netanyahu tidak secara eksplisit berbicara tentang gagasan Trump kalau AS ingin mengambil alih Jalur Gaza, tetapi Netanyahu menyiratkan dukungan terhadap gagasan "mengizinkan warga Gaza yang ingin pergi untuk pergi.”

"Maksud saya, apa yang salah dengan itu? Mereka dapat pergi, mereka kemudian dapat kembali, mereka dapat pindah dan kembali. Tetapi, Anda harus membangun kembali Gaza,” kata Netanyahu.

Netanyahu mengatakan dia tidak menyangka Trump menyarankan pengiriman pasukan AS untuk melawan Hamas di Gaza atau bahwa Washington akan membiayai upaya pembangunan kembali Gaza.

"Ini adalah ide bagus pertama yang pernah saya dengar," ujarnya. "Ini adalah ide yang luar biasa, dan menurut saya ide ini harus benar-benar dikejar, diteliti, dan dilakukan. Sebab menurut saya ide ini akan menciptakan masa depan yang berbeda untuk semua orang."

Sejak 25 Januari, Trump telah berulang kali menyarankan agar warga Palestina di Gaza ditampung dulu oleh negara-negara Arab di regional seperti Mesir dan Yordania. Namun ide itu ditolak oleh negara-negara Arab dan pemimpin Palestina.

Para pembantu Trump membela usulannya tetapi menarik diri dari beberapa bagiannya setelah mendapat kecaman internasional.

Serangan militer sekutu AS, Israel, di Gaza, yang sekarang dihentikan sementara oleh gencatan senjata yang rapuh, telah menewaskan lebih dari 47 ribu warga Palestina dalam 16 bulan terakhir berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza. Hal ini memicu tuduhan genosida dan kejahatan perang yang kemudian dibantah Israel.

Serangan itu membuat hampir seluruh warga Gaza mengungsi dan menyebabkan krisis kelaparan.

Pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun terjadi pada 7 Oktober 2023, ketika anggota Hamas menyerang Israel. Serangan itu diklaim Israel menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

 

Savero Aristia Wienanto

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus