Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font size=1 color=#FF9900>BELANDA</font><br />Pecahnya Biduk Balkenende

Kabinet Belanda bubar akibat silang pendapat tentang penarikan pasukan dari Afganistan. Menciptakan peluang bagi tampilnya kekuatan politik kanan.

1 Maret 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERUNDINGAN maraton lebih dari 16 jam dengan sesama mitra koalisi tak mampu menyelamatkan biduk kabinet Jan Peter Balkenende. Perdana Menteri Belanda itu akhirnya mengumumkan pembubaran kabinetnya, Sabtu dua pekan silam. Partai Kristen Demokrat, yang dia pimpin, sudah tiga tahun ini berkoalisi dengan Partai Buruh dan Partai Uni Kristen.

Bubarnya kabinet koalisi tersebut sudah diduga beberapa pengamat. Berbagai masalah dialami kabinet sejak 2007. Pertengkaran dan silat lidah nyaris mewarnai setiap keputusan yang diambil. Ambil contoh soal peningkatan usia pensiun, pengeluaran negara, dan investasi bersama Belanda dengan Amerika untuk membangun pesawat tempur Joint Strike Fighter.

Krisis kabinet memuncak saat ada perbedaan pendapat mengenai penarikan pasukan Belanda yang terdiri atas 1.600 orang di Provinsi Uruzgan, Afganistan. Partai Kristen Demokrat dan Partai Buruh, yang meraup suara terbesar pertama dan kedua pada pemilu terakhir, bersilang pendapat dan masing-masing ngotot dengan pendiriannya.

Perdana Menteri Balkenende ingin memenuhi permintaan NATO untuk memperpanjang lagi penempatan pasukan Belanda di Uruzgan karena tidak ada pasukan dari negara anggota NATO lain yang bersedia ditempatkan di sana. Sedangkan pemimpin Partai Buruh, Wouter Bos, yang juga wakil perdana menteri merangkap menteri keuangan, ingin pasukan ditarik kembali seusai masa perpanjangan, yang berakhir Agustus mendatang.

Bos menuding Balkenende telah mengingkari rencana awal saat pengiriman pasukan Belanda ke Uruzgan. Perpanjangan masa penempatan pasukan hingga setahun dinilai sudah lebih dari cukup, sehingga sudah pantaslah jika pasukan segera ditarik saat masa perpanjangan berakhir. ”Kami siang dan malam telah berjuang agar kabinet ini tetap berdiri dan berusaha mengambil keputusan yang dapat dipercaya rakyat,” kata Bos.

Balkenende sendiri melihat sudah tidak ada lagi kepercayaan antarpartai dalam koalisi. Itu membuat dia merasa pemerintah koalisi tidak dapat meneruskan tugasnya dengan baik. Dengan bubarnya kabinet, ini keempat kalinya Balkenende tidak berhasil mengakhiri periode kabinet koalisinya sejak 2002.

Tak ingin pemerintahan Belanda semakin morat-marit, Ratu Beatrix, Selasa pekan lalu, memerintahkan pemilihan umum segera dilaksanakan pada 9 Juni mendatang. Untuk sementara, kekuasaan akan tetap dipegang oleh pemerintah yang ada. ”Pemerintah akan mempersiapkan pemilu pada 9 Juni. Kabinet yang ada akan menjalankan pemerintahan meski dengan komposisi berbeda,” kata Balkenende.

Untuk melanjutkan pemerintahan, dia telah menunjuk beberapa menteri baru. Salah satunya Jan Kees de Jager, sebagai menteri keuangan, menggantikan Bos. De Jager, 41 tahun, merupakan anggota Partai Kristen Demokrat.

Sejumlah pengamat memperkirakan Partai Buruh akan mengalami peningkatan suara dalam pemilihan umum mendatang karena keteguhan sikapnya meminta penarikan pasukan dari Afganistan. Bos sendiri telah bersiap penuh menyongsong pemilu dengan kembali memimpin partainya.

Sebaliknya, beberapa pengamat lain khawatir pecahnya kabinet tengah-kiri Belanda akan menciptakan peluang bagi tampilnya kekuatan kanan yang dimotori Partai Kemerdekaan pimpinan Geert Wilders. Dia dikenal karena sikap kerasnya terhadap imigran, terutama muslim.

”Secara tradisional, pemilih Belanda lebih khawatir terhadap isu politik lokal dan nasional ketimbang dunia. Mereka tidak ingin berperan di sana,” ujar Edwin Bakker, analis dari Netherlands Institute of International Relations.

Suryani Ika Sari (Reuters, AP, BBC, Washington Post)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus