Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

"lelucon" macapagal ?

Bekas presiden filipina, diosdado macapagal, minta suaka pada kedutaan besar as di manila. ia takut ditangkap pemerintahan marcos yang telah dikecamnya sebagai otoriter. (ln)

10 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENTERI Luar Negeri Pilipina, Romulo, menamakannya "lelucon April". Tapi kejadian yang sebenarnya bagi yang bersangkutan bukan lelucon. Bekas Presiden Pilipina, Diosdalo Marcapagal, 66 tahun, akhir Maret kemarin telah minta suaka kepada kedutaan besar Amerika Serikat di Manila. Alasan : untuk tidak ditangkap, karena Marcapagal telah membagi-bagikan bukunya (216 halaman) yang berjudul The Restoration of Democracy, As Soon As Possible (Pemulihan Demokrasi, secepat mungkin) Isi buku : mengecam keras pemerintahan Ferdinand Marcos. Dia berpendapat bahwa UU Darurat Perang (sejak 1972) adalah untuk kepentingan Marcos sendiri, yang sebenarnya harus sudah mengakhiri masa jabatannya di tahun 1973. UU tersebut lebih baik dihapus saja, dan adakanlah pemilu yang bebas dan demokratis, begitu anjuran Marcapagal. Sebelum kembali ke tangsi, hendaknya Angkatan Bersenjata Pilipina mengambil alih kekuasaan Marcos yang semakin otoriter. Pihak kedutaan AS yang terus repot segera mengirim kawat ke Washington. Sebelum ada jawaban ya atau ditolak permintaan suaka ini, Macapagal tetap berdiam di kedutaan. Tapi dari Washington ada kabar: menolak permintaan tersebut. Setelah ada jaminan bahwa di tidak akan ditangkap, Macapagal baru mau meninggalkan gedung kedutaan AS. Ia mengeluarkan pernyataan: "Setelah kedutaan AS menerima pesan dari seorang pejabat Pilipina, bahwa saya tidak akan diapa-apakan. Juga setelah mendapat jaminan saya bisa meninggalkan negeri saya, kapan saja saya mau". Sebelumnya, dalam siaran pers tertulis Macapagal ada menyatakan bahwa dirinya sudah siap menjalani tahanan atau apapun yang lebih buruk demi rakyat Pilipina. Tapi kini ia punya dalih: "Minta suaka saya pada kedutaan Amerika, karena saya anggap lebih baik dari pada ditangkap oleh pemerintah yang tidak sah". Tapi sebelum itu, pertengahan Maret telah keluar pernyataan dari Dewan Rakyat Makati, agar Imelda Marcos. 6 tahun, diangkat jadi Wakil Presiden. Supaya kalau ada apa-apa terjadi dengan Presiden Ferdinand Marcos, 59 tahun, negara tidak jadi kosong akan kursi kepresidenan . Setelah jadi duta keliling tidak resmi, ditambah lagi dengan diangkatnya Imelda sebagai Gubernur Manila Desember kemarin: hembusan sang nyonya Presiden akan jali pengganti Ferdinand Marcos semakin santer. Pernyataan secara aklamasi dari Dewan Rakyat di Makati sampai sekarang belum ditanggapi secara resmi oleh pihak istana Malacanang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus