Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Senyum hari pembebasan

7 tahanan peristiwa 15 januari dibebaskan. mereka: prof sarbini sumawinata, dorodjatun kuntjoro-jakti, soebadio sastrosatomo, hjc princen, sumarno dan murdijanto serta subroto danusaputro. (nas)

10 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JANJI Jaksa Agung Ali Said ternyata bukan lelucon April. 31 Maret 1976, Jaksa Agung mengeluarkan surat perintah pembebasan 7 tahanan yang semula dituduh terlibat peristiwa 15 Januari. Mereka adalah: Prof. Sarbini Sumawinata, 58 tahun -- (gurubesar luar biasa FE-UI), DorodJatun Kuntjoro-Jakti, 36 tahun (lektor pada FE-UI), Soebadio Sastrosatomo. 55 tahun (bekas tokoh PSI), HJC Princen. 4 tahun (Ketua Lembaga Hak-hak Asasi Manusia), Sumarno. 50 tahun (bekas anggota DPR-RI dari fraksi Golkar). Murdijanto, 54 tahun (Ketua sebuah yayasan pertanian Gemah Ripah) dan Subroto Danusaputro di Surabaya. Mereka umumnya tampak sehat. Dan merasa gembira bisa pulang ke rumah nasing-masing bersama keluarga, seusai jam bezoek di Sabtu 3 April kemarin Soebadio Sastrosatomo yang hari Minggu kemarin tak henti-hentinya menerima tilpon ucapan selamat, tampak cerah. Berat badannya susut 6 kilo. Bukan karena kurang makan. "Tapi saya sengaja menjaga kondisi badan agar tidak gemuk", katanya. Masuk akal kalau Soehadio merasa takut gemuk selama di penjara. "Saya ini termasuk orang yang paling dimanja isteri", kelakarnya. "Kiriman dari rumah tak pernah absen". Itu sebabnya dia suka membagi kiriman pada teman-teman setahanan. Juga kepada para tahanan G-30-S/PKI yang seperti kata Soebadio, suka juga menyindir para tahanan "15 Januari" itu dengan meminjam motto iklan sabun Rinso: nyata benar bedanya...... Sarbini Sumawinata yang sejak 16 Januari lalu ditahan di rumah untuk membantu puterinya yang lagi sakit -- Yanti isteri Hariman Siregar -- juga tampak gemhira. Selesai menerima kawan-kawannya yang banyak berkunjung di hari Minggu itu, sorenya dia siap untuk pergi main golf bersama seorang kawan lamanya. Sesaat sebelum berangkat main golf, profesor yang ditahan selama 808 hari itu rupanya punya niat mengadu nasib. Apa itu'? "Saya mau beli undian harapan dengan nomor buntut 808". katanya. Dan apa kata Dorodjatun? Dosen FE-UI itu mungkin yang paling rajin. Suka berkebun, memelihara ikan di kolam dan baca buku selama ditahan 2 tahun. 2 bulan dan 15 hari di RTM Budi Utomo. Dia merasa paling gembira bisa serumah dengan isteri dan puterinya Laksmi yang sebentar lagi berusia 2 tahun. Bisa dimengerti. Ketika masuk tahanan, Djatun tergolong pengantin belum setahun. Kini tampak sedikit botak, mungkin akibat jadi kutu buku. Merasa memperoleh hanyak pengalaman selama dalam tahanan. Lain lagi ulah Princen yang di anak teman dekatnya biasa dipanggil Ponke. Masih tinggal sementara di losmen Jaya di Jatinegara, Ponke yang kini berambut gondrong dengan jenggot lebat itu adalah tokoh yang paling populer di antara penghuni losmen. Selain pandai bergaul, dia juga dikenal jago badminton Sejak beberapa tahun lalu Prince bercerai dengan isterinya yang kini tinggal di negeri Belanda bersama 4 anaknya. Lalu berkenalan dengan Sri Mulyati, anak Solo yang kini berusia 26 tahun, yang dinikahinya selama di tahanan. Kado yang diterima: 2 kambing dari Jaksa Agung. "Adalah Kenny (begitu dia memanggil Sri) yang paling besar peranannya selama saya di tahanan ini", katanya. Di mana akan tinggal kemudian? Princen hanya termangu, lalu angkat bahu. "Yah, kita lihat saja nanti", katanya sembari mengingatkan bahwa kontrak rumahnya di daerah Tebet itu tinggal sebulan. Mardanus Bagaimana pun dia merasa gembira sekarang. "Saya memang senang sudal dibebaskan", katanya. "Tapi akan lebih senang lagi kalau kawan-kawan lainnya juga cepat bebas". Maksudnya adalah 3 tahanan lain, asal Malang, yang sampai sekarang masih bermukim di losmennya: Anak Agung Gde Oka, Brata dan Suwarno. Selain 3 orang itu, masih ada 4 tahanan yang belum dibebaskan: Lucien Pahala dan Suwardio di RTM Budi Utomo, sedang bekas Menteri Mardanus dan pensiunan Kolonel Puguh, keluarga Bung Karno, karena alasan kesehatan dibolehkan menjalani tahanan rumah. Bukan mustahil ke-7 tahanan tersangka peristiwa Januari itu akan menyusul bebas. Seperti kata Jaksa Agung Muda bidang Operasi Sadili kepada Konzpas, "sudah ada ancer-ancer target penyelesaian perkara mereka. Hanya masal ada di kepala, dan belum meletus keluar". Barangkali itu sebabnya Princen Ketua Lembaga Hak-hak Asasi Manusia. tetap ingin berusaha agar soalnya selesai. Kata Princen: ''Penjelajahan dan pengembaraan umat manusia cukup menarik. untuk terus menemukan nilai-nilai yang lebih langgeng. Itulah sebabnya kita berjuang untuk perikemanusiaan".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus