Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

"saya akrab dengan kaum muslim"

Ramos mulai unggul dan banyak pengamat menjagoi dia. selipan wawancara berikut dikumpulkan oleh leila s. chudori, merupakan gabungan pertanyaan tempo dan wartawan lainnya.

23 Mei 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FIDEL Ramos tak lagi uringuringan sebagaimana menjelang hari pemilihan yang lalu. Ketika itu ia tampaknya memang stres. Pensiunan jenderal berusia 64 tahun itu pekan lalu malah terlihat santai di tengah tuduhan gencar Miriam Santiago bahwa ia berbuat curang. Bagi sejumlah diplomat, Ramos memang dinilai paling matang sebagai politikus di antara keenam kandidat yang lain. Dia dianggap paling punya pengalaman untuk menangani sejumlah masalah warisan dari Cory Aquino nanti. Tapi yang menarik, adakah ia bakal terpilih atau tidak, kepada para wartawan ia bisa menjelaskan gagasan-gagasannya seolah ia sudah duduk di Malacanang sebagai presiden. Akhir pekan lalu, Ramos banyak tertawa. Mungkin pada hari itu mulai terbukti bahwa pendapatnya benar. Dalam wawancara dengan TEMPO menjelang hari pemilihan (TEMPO, 16 Mei 1992), pemeluk Protestan ini yakin bahwa rakyat Filipina yang mayoritas Katolik tak lagi memilih presidennya menurut agamanya. Hari itu ia berada di urutan teratas. Apakah dukungan Cory Aquino sangat penting dalam pemilihan presiden Filipina kali ini? Penting. Saya mungkin belum tentu akan mencalonkan diri kalau ia tak mendukung saya. Tapi dukungannya bukan hal yang menentukan bagi kemenangan saya. Ia sendiri sudah memberikan pernyataan itu. Nyonya Miriam Santiago selalu menganggap lawan politiknya sebagai kekuatan jahat. Apa komentar Anda? (Ramos tertawa atas pertanyaan seorang wartawan asing itu) Entahlah, apa saya memang sedemikian jahatnya. Mungkin dia selalu merasa paling bersih dan paling baik, dan yang lain itu jahat. Saya tak mau mengatakan hal yang jelek tentang rival saya. Bagaimana dengan daerah muslim di Mindanao. Apakah Anda bisa mendapatkan suara cukup banyak? Pasti. Penduduk muslim di Filipina terdapat di tiga daerah, dan saya akrab dengan ketiga daerah itu, karena saya pernah melayani daerah itu di masa lalu. Mindanao, misalnya, malah menjadi titik terkuat bagi saya. Dan sayalah satu-satunya pejabat pemerintah yang pernah melayani mereka dalam rehabilitasi dan pembangunan wilayah muslim. Ketika saya menjadi pangab dan menhankam, saya menciptakan program rehabilitasi bagi pemberontak Muslim Moro. Dalam program rehabilitasi itu kami berikan modal bagi para pemberontak, agar mereka memulai hidup baru. Program ini juga merupakan rekomendasi saya kepada Presiden Corazon Aquino. Sebagian besar dari sekitar 100.000 pemberontak Muslim Moro sudah banyak yang menyerahkan diri. Bisa saya katakan muslim di Mindanao sangat dekat dengan saya. Itu sebabnya saya diberi gelar sebagai datuk, dan dipanggil saudara di Mindanao. Dan jangan lupa, partai saya merupakan gabungan dari partai LakasEDSA dan NUCD, gabungan antara partai Kristen dan Islam. Soal kemerdekaan yang dituntut oleh gerakan Muslim Moro bagaimana? Saya akan meneruskan kebijaksanaan pemerintah sebelumnya. Filipina tak mungkin dipecah-belah. Menurut Ramos, kebutuhan politik di Filipina sudah terpenuhi, ia akan memenuhi kebutuhan kedua yakni ekonomi. Perhatiannya pada masalah ekonomi tertuang dalam buku kampanye yang dibagikan secara cuma-cuma. Dalam buklet setebal 50 halaman itu disebutkan bahwa Ramos bertekad untuk menggalakkan investasi luar negeri dengan jalan memberikan sejumlah kemudahan bagi para penanam modal asing. "Filipina perlu memberikan tawaran sama seperti negara-negara lain di Asia Tenggara," kata Ramos. Penyandang gelar MBA dari Ateneo de Manila University ini berniat akan membentuk semacam badan koordinasi modal asing, agar investor asing banyak menanamkan modalnya. Sebuah badan penasihat ekonomi yang terdiri dari sejumlah ekonom terkenal Filipina juga segera dibentuknya. Tak hanya itu. Calon wakil presidennya, Emilio Osmena yang kini menjadi Gubernur Cebu -- sebuah kawasan yang paling makmur dan menjadi penyumbang anggaran belanja nasional terbesar di Filipina -- juga mendukung program Ramos. Bersamaan dengan itu, Ramos berjanji bahwa keamanan bakal terkendali. Lulusan Akademi Militer West Point, AS, tahun 1950 ini berhasil menekan gerilyawan Muslim Moro dengan Program Rehabilitasi dan Pembangunannya. Setiap pemberontak yang menyerahkan diri lengkap dengan senjatanya diberi imbalan 9.000 peso (sekitar Rp 720.000). Sepucuk senjata jenis Rifle M-16 dihargai dua kali lipat daripada senapan jenis lain. Kini, menurut Ramos, program itu agak tersendat karena ikut campurnya berbagai pihak yang memberi konsultasi tentang penggunaan uang itu. "Saya akan membereskannya jika saya menjadi presiden," sambungnya. Sedangkan ancaman sayap kanan seperti kelompok RAM, kelompok perwira muda yang menyempal, pimpinan Honasan dan kelompok pemberontak perwira muda YOU (Young Officers United), dianggap enteng oleh Ramos. Kata Mayor Jenderal Rene R. Cruz, bekas wakil menhankam yang kini menjadi manajer kampanye di kubu Ramos, pensiunan jenderal yang pernah terjun sambil membawa kambing di tangannya ini dianggap "satu-satunya orang yang tahu bagaimana menangani fraksi di tubuh militer". Bagaimana dengan tuduhan Miriam Santiago bahwa Anda mengganti sejumlah kotak suara? Ah, lagu lama. Biar saja. Tidak ada yang berbuat curang, kecuali jika ia percaya akan hal itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus