Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 22 Januari, 16 tahun lalu, Evo Morales dilantik menjadi presiden. Morales merupakan Presiden Bolivia yang dikenal sosialis. Ia menjadi pribumi Bolivia pertama yang menduduki posisi kepala negara, setelah 470 tahun kolonialisasi Spanyol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip dari laman Britannica, pria yang memiliki nama lengkap Juan Evo Morales Ayma ini merupakan anggota suku Indian, Aymara yang tinggal di Altiplano, dataran tinggi di Pegunungan Andes antara Peru dan Bolivia. Ia lahir pada 26 Oktober 1959 di Isallavi, Bolivia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian besar masa kecil Morales dihabiskan dengan menggembala llama, hewan khas Amerika Selatan, milik keluarganya. Setelah lulus SMA, Morales kemudian memilih untuk bergabung dengan militer lalu pindah bersama keluarganya di wilayah Chapare di sisi timur Bolivia. Di tempat baru inilah ia dan keluarganya kembali menekuni profesi lama mereka yaitu bertani.
Pada awal 1980-an, Morales aktif dalam serikat petani koka di kawasan tersebut. Kemudian pada 1985 dia diangkat menjadi sekretaris jenderal serikat petani. Tiga tahun setelahnya, Morales menjadi sekretaris eksekutif federasi serikat-serikat petani cokelat Bolivia.
Pada pertengahan 1990-an, pemerintah Bolivia mulai memerangi produksi koka dengan bantuan Amerika Serikat. Saat itulah Morales terlibat dalam pembentukan sebuah partai politik bernama Movimiento al Socialismo (MAS) atau Gerakan Menuju Sosialisme. Meski demikian, ia tetap menjadi ketua kehormatan federasi serikat petani koka Bolivia.
2 Periode Evo Morales Presiden Bolivia
Pada 1997, Morales terpilih menjadi anggota majelis rendah Parlemen Bolivia dan kemudian menjadi kandidat presiden dari MAS pada 2002. Dalam kampanyenya, Morales menyerukan pengusiran DEA, organisasi pemberantas obat-obatan terlarang AS yang beroperasi di Bolivia. Sayangnya, dalam pemilihan presiden 2002, Morales kalah tipis dari Gonzalo Sanchez de Lozada.
Meski kalah Morales tetap aktif berpolitik. Pada 2003, Sanchez de Lozada mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Pemerintahanya diteruskan Carlos Mesa Gibert yang mempertimbangkan untuk mengubah kebijakan penghapusan produksi koka ilegal yang tidak populer itu.
Pada 2005, MAS kembali mengusung Morales sebagai calon presiden dan kali ini ia menang dengan meraup 54 persen suara. Morales menjadi keturunan Indian pertama yang menjadi presiden Bolivia dan sekaligus calon presiden yang memenangkan suara mayoritas sejak 1982.
Saat dilantik pada 22 Januari 2006, Presiden Bolivia Evo Morales berjanji akan mengurangi kemiskinan warga keturunan Indian, mengurangi tekanan pada petani koka, menasionalisasi sektor energi, memerangi korupsi, dan meningkatkan pajak untuk orang kaya.
Morales juga mendukung amandemen konstitusi untuk memperkuat hak-hak warga keturunan Indian, menegaskan politik nasionalisasi, dan redistribusi tanah. Selain itu amandemen konstitusi juga didorong untuk menambah masa jabatan Presiden Bolivia menjadi dua kali berturut-turut.
Pada pemilu 2014, Evo Morales kembali menang dengan meraup 60 persen dukungan suara. Namun dengan beberapa skandal yang muncul setelah ia menjabat membuat dirinya tak bisa lagi mencalonkan diri pada pemilu 2019. Hal ini karena 51 persen rakyat Bolivia menolak perubahan konstitusi mengenai pencalonannya.
WINDA OKTAVIA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.