Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Helikopter Black Hawk Angkatan Darat Amerika Serikat pada Rabu malam, 29 Januari 2205, bertabrakan dengan pesawat American Airlines. Saat kejadian, sekitar 60 penumpang, dua pilot, dan dua awak berada di dalam pesawat. Sedangkan di dalam helikopter, menurut sumber di pemerintah Amerika Serikat, terdapat tiga tentara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peristiwa nahas itu terjadi di dekat Bandara Nasional Ronald Reagan, Washington DC. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui penyebab kedua burung besi itu tabrakan diangkasa. Namun untuk memahami isu ini lebih lanjut, berikut spesifikasi helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat Amerika Serikat:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengenal Helikopter Black Hawk
Melansir International Defense & Aerospace Group, helikopter Black Hawk UH-60 dikenal sebagai kendaraan udara andalan angkatan darat, angkatan udara, dan layanan penyelamatan darurat di seluruh dunia. Untuk model UH-60L, helikopter Black Hawk mempunyai bobot maksimum 11 ton, sedangkan bobot UH-60A sekitar 10 ton.
Business Insider menuliskan Black Hawk diproduksi oleh anak perusahaan Lockheed Martin Corp, yaitu Sikorsky Aircraft. Helikopter Black Hawk dikenal sebagai “pekerja keras” militer, karena keserbagunaannya, mulai dari evakuasi di medan perang, operasi pencarian dan penyelamatan, pergerakan pasukan dan kargo, hingga operasi khusus.
Angkatan Darat Amerika Serikat telah menerbangkan Black Hawk sejak 1979. Tim SEAL 6 Angkatan Laut Amerika Serikat juga menggunakan dua unit Black Hawk yang dimodifikasi khusus, salah satunya jatuh selama misi untuk membunuh dalang teror 11 September 2001 (9/11) Osama Bin Laden.
Helikopter Black Hawk juga semakin dikenal setelah muncul dalam film Black Hawk Down pada 2001. Film yang disutradarai Jerry Bruckheimer dan Ridley Scott tersebut merinci aksi Amerika Serikat selama Perang Mogadishu pada 1993.
Spesifikasi Helikopter Black Hawk
Mengacu pada laporan globalair.com, Black Hawk UH-60 adalah helikopter utilitas angkut menengah bermesin ganda yang dilengkapi dengan rotor tunggal berbilah empat dan rotor ekor tunggal berbilah empat. Jumlah awak dasar untuk UH-60A sebanyak tiga orang, meliputi pilot, kopilot, dan kepala awak.
Bilah rotor Black Hawk berinti titanium yang tahan terhadap tembakan artileri antipesawat AAA hingga 23 milimeter dan dilengkapi dengan sensor bertekanan yang mampu mendeteksi kerusakan atau hilangnya tekanan pada rotor. Black Hawk UH-60 mempunyai beberapa versi, yang terakhir, yaitu UH-60M.
Black Hawk UH-60 lahir dari proyek S-70 yang didesain dengan spesifikasi Sistem Pesawat Angkut Taktis Utilitas (UTTAS) Angkatan Darat Amerika Serikat pada akhir 1960-an. Kecepatan maksimum dari helikopter tersebut sebesar 183 knot.
Menurut laporan Reuters pada Rabu, 3 April 2024, Yunani telah menyetujui pembelian 35 armada helikopter Black Hawk seharga US$1,24 miliar atau sekitar Rp18,6 triliun (kurs Rp15.000). Dengan demikian, satu unitnya diperkirakan dibanderol dengan harga sekitar Rp531 miliar.
Pada 2023, Indonesia juga menandatangani kesepakatan pembelian 24 armada Black Hawk dari produsen senjata Amerika Serikat Lockheed Martin Corp. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) membeli model Sikorsky Black Hawk S-70M GFA.
Rekam Jejak Kecelakaan Helikopter Black Hawk
Selain tabrakan dengan American Airlines, Black Hawk tercatat beberapa kali mengalami kecelakaan selama bertahun-tahun. Pada Rabu dini hari, 11 September 2024 waktu setempat, helikopter Black Hawk Angkatan Udara Israel jatuh di jalur Gaza selatan.
Menurut data Angkatan Darat Amerika Serikat yang dilansir dari military.com, telah terjadi 60 kematian dalam insiden pelatihan terkait Black Hawk selama satu dekade terakhir. Pada Februari 2022, dua helikopter Black Hawk UH-60 juga mengalami tabrakan selama latihan Garda Nasional Utah di dekat area Mineral Basin, tenggara resor ski Snowbird.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini