Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat ada 24 kapal perang asing saat Perang Dunia II atau PD II ditemukan karam di perairan laut Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari jumlah itu, baru 10 kapal perang yang diidentifikasi, termasuk kapal perang AS, USS Houston dan kapal perang Australia, HMAS Perth I.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dan, baru kapal Houston dan HMAS Perth I yang resmi dijadikan kawasan konservasi maritim oleh pemerintah Indonesia.
Kapal Perang AS, Houston [Naval History and Heritage Command]
Sementara hingga saat ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan baru mendata 41 lokasi kapal karam, baik kapal perang maupun nonperang.
"Secara keseluruhan banyak sekali, tapi masih berkembang, ada kapal perang, ada kapal dagang," kata Suseno Sukoyono, Staf ahli Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Tempo saat menghadiri upacara mengenang Kapal Houston dan Kapal HMAS Perth I tenggelam akibat bertempur melawan kapal perang Jepang di Selat Sunda, 1 Maret 2019.
Menurut Suseno, dengan penetapan konservasi maritim di selat Sunda ternyata mendapat respons positif dari pemerintah Amerika Serikat dan Australia.
Kapal perang AS, USS Houston Bertempur saat Perang Dunia II {The Sextan]
Dengan menjadi konservasi maritim, situs Houston dan Perth I terlindungi dari upaya penjarahan atau pengrusakan untuk mempreteli kapal tersebut untuk dijual secara ilegal.
Suseno menjelaskan, sebenarnya ada beberapa negara lain yang meminta kapal-kapal karam miliknya dijadikan konservasi iklim, namun pemerintah Indonesia masih mempelajarinya.
Pemerintah AS dan Australia menggelar upacara mengenang dan menghormati kapal perang USS Houston dan HMAS Perth I bersama 1.163 marinir tewas dan hilang di perairan selat Sunda dalam pertempuran sengit melawan pasukan Jepang saat Perang Dunia II atau PD II, 28 Februari dan 1 Maret tahun 1942.
Upacara diadakan di atas kapal KRI Usman Harun denggan dihadiri Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr dan Charge d'Affaires Kedubes Australia di Indonesia, Allaster Cox dan awak kru kapal USS Chief dan komandan, sejumlah marinir Australia dan Indonesia, pejabat KKP dan Pemerintah provinsi Banten.
Pemerintah AS dan Australia mengucapkan terima kasih dan dukungan kepada pemerintah Indonesia karena menjadikan situs kapal perang USS Houston dan HMAS Perth I yang tenggelam dalam PD II di Selat Sunda sebagai kawasan konservasi maritim.