Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

4 Fakta Menarik Sherpa, Suku Terkuat Pemandu Pendaki Gunung Everest

Suku Sherpa dikenal sebagai suku asli yang tinggal di lereng Gunung Everest. Simak fakta-faktanya dalam artikel ini.

24 Juni 2023 | 07.02 WIB

Ngima Tashi Sherpa berjalan sambil menggendong seorang pendaki Malaysia saat menyelamatkannya dari zona kematian di atas kamp empat di Everest, Nepal, 18 Mei 2023. Gelje meyakinkan kliennya untuk menyerah pada upaya puncak, dimana 'Zona kematian' adalah bagian dari gunung di mana suhu bisa turun di bawah minus 20 derajat Fahrenheit. Gelje Sherpa/Handout via REUTERS  Gelje Sherpa/Handout via REUTERS
Perbesar
Ngima Tashi Sherpa berjalan sambil menggendong seorang pendaki Malaysia saat menyelamatkannya dari zona kematian di atas kamp empat di Everest, Nepal, 18 Mei 2023. Gelje meyakinkan kliennya untuk menyerah pada upaya puncak, dimana 'Zona kematian' adalah bagian dari gunung di mana suhu bisa turun di bawah minus 20 derajat Fahrenheit. Gelje Sherpa/Handout via REUTERS Gelje Sherpa/Handout via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Everest (8.850 mdpl) terkenal mematikan karena memiliki zona kematian, yaitu area rendah oksigen untuk bernapas tanpa bantuan. Zona itu berada di dekat puncak gunung. Walau begitu, di sana tinggal Suku Sherpa, suku asli yang tinggal di area lereng pegunungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Mengutip p2k.unkris.ac.id, Sherpa adalah nama salah satu suku bangsa di Nepal dan Tibet yang hidup di lereng-lereng pegunungan Himalaya. Suku Sherpa yang tinggal di sekitar Gunung Everest memiliki penduduk sebanyak 60.000 jiwa. Berikut merupakan fakta-fakta menarik tentang penduduk Suku Sherpa:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

1. Dianggap Sebagai Manusia Super

Suku Sherpa dikenal sebagai manusia super karena mereka kuat bertahan untuk mendaki Everest. Kebanyakan pendaki akan memerlukan oksigen tambahan ketika mereka telah sampai di ketinggian 3.500 meter. Pendaki akan merasakan gejala flu. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi penduduk Suku Sherpa. Sebab, mereka telah terbiasa dengan atmosfer Gunung Everest dan memiliki kemampuan bertahan hidup. 

2. Pekerjaan Penduduk Suku Sherpa

Sebagian Sherpa memiliki pekerjaan di ketinggian Gunung Everest sebagai pemandu dan kuli angkut. Pekerjaan Sherpa dibagi menjadi pengelola kuli angkut, penanggung keselamatan kelompok trekking, dan mendirikan kemah. 

Pekerjaannya dianggap berbahaya dan membutuhkan pengalaman. Akibatnya, para Sherpa dapat dibayar mahal tergantung dari pengalaman yang dimiliki. Melansir dari CNN, Sherpa elit rata-rata dapat menghasilkan $4.000-$5.000 dalam dua bulan.

Dalam pekerjaan tersebut, Sherpa harus membimbing para pendaki sepanjang pendakian dan memastikan kebutuhan sehari-hari saat tiba di perkemahan. Bagi para pendaki Gunung Everest, Sherpa bagaikan sahabat yang ulet dan membantu. 

3. Tokoh Terkemuka Suku Sherpa

Suku Sherpa memiliki tokoh terkemuka, yaitu Sherpa Tenzing Norgay. Norgay dan Sir Edmund Hillary yang berasal dari Selandia Baru berhasil membuat jalur bersalju menuju puncak gunung pada 1953. Jalur bersalju yang dibuat oleh keduanya masih digunakan oleh para pendaki Gunung Everest sampai saat ini. 

4. Makanan Sehari-Hari Suku Sherpa

Dalam kesehariannya, penduduk Suku Sherpa memenuhi kebutuhan makannya dengan Dal Bhat, makanan pokok yang berasal dari Nepal. Dal Bhat biasanya berisi setumpuk nasi putih, sayur-sayuran dengan bumbu kari, dan jus miju-miju. Hidangan tersebut cukup membuat para Sherpa menjadi kuat ketika mendaki gunung.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus