Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi kalangan pendaki gunung, salah satu pencapaian tertinggi adalah menamatkan seven summit atau mencapai puncak 7 gunung tertinggi di 7 benua. Namun, ada pencapaian lain yang lebih berat, yaitu berhasil muncak ke 14 gunung paling tinggi di dunia dengan ketinggian lebih dari 8 ribu meter. Mereka disebut eight thousanders.
Di balik keberhasilan para pendaki tersohor di dunia ini, -selain yang melakukan pendakian solo-, sering kali ada jasa sherpa atau pemandu yang turut mengantar para pendaki tersebut ke puncak. Sherpa secara antropologis adalah kelompok etnis Tibet yang mendiami pegunungan Himalaya di daerah pegunungan Nepal, Cina, Bhutan, dan sekitarnya.
Istilah sherpa atau sherwa berasl dari kata Shar, berarti Timur, dan wa berarti orang, atau orang yang berasal dari Timut Tibet. Sherpa awalnya adalah suku nomaden yang kemudian menetap di Distrik Solukhumbu, Nepal. Sebagia mereka kemudian pindah ke Barat dan mendiami rute perdagangan garam.
Suku sherpa sangat dihormati sebagai pendaki gunung ulung dan ahli di Himalaya. Para sherpa terkenal di komunitas pendaki internasional karena ketangguhan, kealian, dan pengalaman mereka di gunung-gunung tertinggi. Diperkirakan kemampuan mendaki tersebut adalah hasil adaptasi genetik untuk hidup di dataran tinggi. Beberapa adaptasi ini termasuk kapasitas pengikatan hemoglobin unik dan produksi nitrit oksida yang dua kali lipat manusia biasa. Hal itu terjadi karena mereka biasa hidup di daerah dengan kadar oksigen tipis.
Meski dikenal tangguh dan sukses mengawal para pendaki tersohor ke atap dunia, nama para sherpa kurang mendapat sorotan dan dikenal luas. Namun, ada beberapa sherpa dan pendaki populer sebagai eigh thousanders, yang meraih impian para pendaki. Siapa saja mereka?
1. Mingma Sherpa
Dikutip dari Sevensummittreks, Mingma Sherpa adalah orang Nepal pertama dan orang Asia Selatan pertama yang berhasil mendaki 14 gunung dengan tinggi 8 ribu meter di dunia. Ketua Seven Summit Treks ini sudah mendaki Everest 12 kali dan total 19 puncak setinggi lebih 8.000 meter. Ia bahkan memegang rekor karena berhasil mendaki setiap puncak tersebut dalam sekali upaya pendakian.
Adapun gunung yang sudah didaki adalah Gunung Everest (8848 meter) pada 2004, K-2 Pakistan (8611 meter) pada 2004, Kangchenjunga (8586 meter) pada 2011, Lhotse (8516 meter) pada 2002, Makalu (8463 meter) pada 2001, Cho-Oyu (8201 meter) dua kali pada 2000 dan 2002, Dhaulagiri (8167 meter) pada 2010, Manaslu (8163 meter) pada 2000 dan 2020, Nanga Parbat (8125 meter) pada 2010, Annapurna (8091 meter) pada 2010, GI (8068 meter)pada 2010, Puncak Luas (8047 meter) pada 2003, G-II (8035 meter) pada 2003, serta Shisha Pangma (8027 meter) pada 2001.
2. Sanu Sherpa
Lahir di desa Walang Sankhuwasabha, Makalu, Sanu Sherpa menjadi satu-satunya pendaki di dunia yang melakukan pendakian ganda dari 14 puncak di atas 8.000 meter. Dikutip dari Al Jazeera, rekor ini terjadi setelah Sherpa mencapai puncak Gasherbrum II Pakistan, puncak tertinggi ke-13 di dunia. Ia menjadi orang Nepal ketiga yang mendaki puncak setinggi 8.000 meter antara 2006 hingga 2019, dan orang ke-41 di dunia.
Dikutip dari The Himalayan Times, Sanu Sherpa telah mendaki Dhaulagiri (2019 dan 2021), Cho Oyu (2006 dan 2008), Manaslu (2010, 2011, dan 2016), Shishapangma (2006 dan 2011), Everest (2007, 2008, 2009, 2012, 2013, 2016, dan 2017), Lhotse (2008, 2021, dan 2022), K2 (2012 dan 2021), Gasherbrum I (2013 dan 2019), Kanchenjunga (2014), Puncak Luas (2014 dan 2017), Annapurna (2016 dan 2021), Nanga Parbat (2017, 2018, dan 2022), Makalu (2019 dan 2022), dan Gasherbrum II (2019 dan 2022).
3. Nirmal Purja
Dikutip dari Nationalgeographic, Nirmal Purja berhasil menaklukkan 14 puncak gunung tertinggi di dunia dalam tujuh bulan. Prestasi itu dipastikan setelah Nirmal mencapai puncak gunung ke-14, Shishapangma di China pada 29 Oktober 2019. Dikutip dari DW, rekor itu dicapainya dengan bantuan oksigen dalam waktu enam bulan dan enam hari.
Dalam ekspedisi yang sama, dia juga mencatatkan diri sebagai manusia pertama yang mendaki Gunung Everest, Lhotse dan Makalu, dalam tempo kurang dari 48 jam. Pada 2018, Purja mendapat penghargaan Bintang Kekaisaran dari Ratu Elizabeth II atas jasanya mengharumkan nama Inggris dalam olahraga pendakian.
Adapun puncak gunung yang telah didaki Purja yakni Annapurna (23 April 2023) Dhaulagiri (12 Mei 2023), Kanchenjunga (15 Mei 2023), Everest (22 Mei 2023, Lhotse (22 Mei 2023), Makalu (24 Mei 2023), Nanga Parbat (3 Juli 2023), G1 (15 Juli 2023), G2 (18 Juli 2023), K2 (24 Juli 2023), Broad Peak (26 Juli 2023), Cho Oyu (23 September 2023), dan Shishapangma (29 Oktober 2023).
4. Mingma Gyabu Sherpa
Dikutip dari Ijf.org, Mingma Gyabu Sherpa atau dikenal Mingma David lahir pada 16 Mei 1989. Dia adalah salah satu tokoh Himalaya yang mendaki 14 gunung tertinggi di dunia. Ia juga memegang Guinness Rekor Dunia 'Waktu tercepat untuk mendaki Everest dan K2', yang dicapai dalam waktu 61 hari. Dikutip dari The Himalayan Times, Mingma Gyabu Sherpa mendaki puncak tertinggi kedua di dunia itu pada 26 Juli 2014, 21 Juli 2018, 16 Januari 2021, 22 Juli 2022, dan 28 Juli 2022.
Mingma Gyabu Sherpa juga menjadi orang termuda yang menyelesaikan 14 puncak tertinggi di dunia. Ia memecahkan rekor dunia pada usia 30 tahun 166 hari. Pendakian pertamanya adalah Everest pada 23 Mei 2010 dan yang terakhir adalah Shisha Pangma pada 29 Oktober 2019.
5. Tenjen Lama
Tenjen berasal dari kaki Gunung Makalu, gunung tertinggi kelima di dunia. Dikutip dari Sevensummittreks, Tenjen Sherpa mencapai 14 puncak di atas 8.000 meter, diakhiri dengan menaklukkan K2 di Pakistan pada 27 Juli 2023. Dia bersama rekannya, Kristin Harila mendaki K2 dalam tiga bulan dan 1 hari (92 hari.) Ia pun mencetak rekor menyelesaikan pendakian yang sulit dalam jangka waktu singkat.
Dikutip dari AP, Tenjen baru mulai mendaki 14 puncak gunung tertinggi di dunia pada 2016. Kala itu, ia mendaki Gunung Dhaulagiri di Nepal. Namun, pendaki legendaris itu terkubur dalam longsoran salju di Gunung Shishapangma pada 7 Oktober 2023. Longsoran itu melanda rute pendakian di atas 7.800 meter ketika Tenjen berusaha mencapai titik puncak, dikutip dari The Himalayan Times.
KHUMAR MAHENDRA | SEVENSUMMITTREKS | AP | NATIONALGEOGRAPHIC | DW | AL JAZEERA | I JF-ORG | THEHIMALAYANTIMES
Pilihan Editor: Sherpa Sebut Tak Ada Lagi Pemandu Pendakian Gunung Everest 10 Tahun Mendatang, Kenapa?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini