Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Teheran -Gelombang aksi protes terkait kematian seorang wanita muda, Mahsa Amini, di Iran berujung ricuh. Demo yang berlangsung selama enam malam berturut-turut pasca kematian Amini itu telah menyebar luas di sejumlah kota di seluruh Iran. Para pengunjuk rasa membakar kantor polisi dan kendaraan aparat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sementara itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan, kerusuhan yang terjadi kali ini tidak bisa diterima. Hal itu merupakan sebuah pesan peringatan kepada pengunjuk rasa yang turun ke jalan untuk melampiaskan kemarahan mereka atas kematian Amini di tahanan.
“Ada kebebasan berekspresi di Iran, tetapi tindakan kekacauan tidak dapat diterima," ujarnya dikutip dari Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 4 fakta seputar kerusuhan di Iran:
1. Kronologi Kematian Amini
Pada Selasa, 13 September 2022, Mahsa Amini bersama keluarganya melakukan perjalanan dari Kurdistan ke Teheran untuk mengunjungi kerabat. Di tengah perjalanan, patroli polisi moral menahannya lantaran mengenakan jilbab dengan cara tidak pantas. Media pemerintah melaporkan, perempuan berusia 22 tahun itu mengalami koma setelah ditahan.
Pada Jumat, 16 September 2022, pihak berwenang mengumumkan bahwa Amini meninggal dunia. Aktivis dan pengunjuk rasa mengatakan Amini dipukuli oleh petugas polisi saat ditahan. Perlakuan itu ditengarai menyebabkan luka serius yang menyebabkan kematiannya. Polisi membantah tuduhan tersebut.Wanita di beberapa kota di Iran melakukan berbagai aksi untuk memprotes kasus kematian Mahsa Amini. Mereka melakukan aksi memotong rambut hingga melepas dan membakar jilbab. REUTERS
2. Aksi Protes Aturan Wajib Hijab
Berita kematian Amini membuat marah warga Iran dan mulai melakukan aksi turun ke jalan. Perempuan Iran telah memainkan peran penting dalam aksi demonstrasi kali ini. Mereka membuka dan membakar jilbab mereka. Beberapa wanita bahkan memotong rambut mereka di depan umum sebagai tantangan langsung kepada para pemimpin ulama, mengutip Reuters.
3. Pecah di Dua Kota Konservatif
Setidaknya gelombang aksi protes telah menyebar di 50 kota besar dan kecil di seluruh Iran. Dilansir dari Reuters, protes juga pecah di dua kota konservatif – Masyhad dan Qom. Mashhad adalah tempat kelahiran Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei dan merupakan rumah bagi kuil Imam Syiah kedelapan. Qom dianggap sebagai "ibu kota agama" Iran karena banyak ulama senior Syiah yang berbasis di sana dan kota ini juga merupakan rumah bagi tempat suci tokoh penting Syiah lainnya.
4. Ada 17 Orang Tewas
Korban tewas dalam gelombang demonstrasi Iran terkait kematian seorang wanita muda, Mahsa Amini, terus bertambah. Hingga Kamis, 22 September 2022 tercatat sedikitnya 17 orang tewas. "Tujuh belas orang, termasuk demonstran dan polisi, telah kehilangan nyawa mereka dalam peristiwa beberapa hari terakhir," televisi pemerintah melaporkan tanpa memberikan rincian, seperti dilansir Reuters.
HARIS SETYAWAN
Baca : Garda Revolusi Iran Minta Penyebar Hoax soal Mahsa Amini Ditindak Tegas
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.