Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan Israel di wilayah timur Lebanon setidaknya menewaskan 47 orang pada Kamis, 21 November 2024. Israel telah meningkatkan kampanye militernya untuk menumpas anggota Hizbullah di Lebanon di tengah upaya Amerika Serikat sebagai mediator untuk menggelar pembicaraan gencatan senjata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amos Hochstein mediator dari Amerika Serikat untuk konflik Israel Hizbullah sudah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Israel Katz Menteri Pertahanan Israel. Namun belum ada pernyataan terkait hasil pertemuan itu sehingga mengindikasikan masih ada kesenjangan yang harus diatasi. Hochstein juga sudah kunjungan kerja ke Lebanon pada Selasa, 19 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber di pemerintahan Lebanon mengatakan Beirut ingin merubah proposal gencatan senjata yang disorongkan Amerika Serikat, termasuk memastikan penarikan tentara Israel dalam tempo secepatnya dari selatan Lebanon. Di sisi lain, kedatangan Hochstein telah menandai adanya upaya serius untuk mengakhiri konflik Israel Hizbullah yang menjadi bagian melebarnya perang Gaza yang meletup setahun lalu.
Bachir Khodr, Gubernur Provinsi Baalbek-Hermel, Lebanon, mengatakan setidaknya 47 orang tewas dan 22 orang luka-luka akibat sejumlah serangan Israel di wilayah Baalbek. Tim sedang mengupayakan penyelamatan terhadap para korban. Provinsi Baalbek-Hermel berbatasan dengan Suriah, di mana kelompok Hizbullah memegang kekuasaan di sana.
Ibu Kota Beirut sampai berguncang saat sejumlah serangan Israel menghantam wilayah pinggir selatan Lebanon tempat Hizbullah berkuasa. Serangan Israel membuat debu puing-puing membumbung ke angkasa. Itu adalah salah satu serangan udara paling sengit. Warga Lebanon mengungsi sejak Israel memborbardir wilayah itu pada September 2024 untuk menumpas anggota Hizbullah.
Militer Israel mengatakan serangan yang mereka lakukan telah menghantam infrastruktur Hizbullah dan telah berupaya mengurangi kerusakan pada fasilitas sipil dengan menerbitkan peringatan di awal dan langkah-langkah lain. Sedangkan di wilayah Israel, layanan medis Israel MDA melaporkan ada seorang laki-laki, 30 tahun, tewas saat pecahan roket menghantam sebuah taman bermain di utara Kota Nahariya.
“Tel Aviv bukan pengawal keamanan saya, bukan pengawal warga kami atau warga di utara Israel. Sulit untuk hidup dalam situasi seperti ini,” kata Wali Kota Nahariya, Ronen Marelly dalam wawancara dengan stasiun TV, Kan.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Relawan dan Tenaga Kesehatan Tewas dalam Serangan Israel
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini