Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah fakta diketahui tentang Robert, E. Crimo III, pelaku penembakan di Chicago, yang menewaskan tujuh penonton karnaval Hari kemerdekaan 4 Juli dan melukai 36 lainnya, Senin lalu, 4 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertama, laki-laki berumur 21 tahun ini lolos dari pengawasan undang-undang "bendera merah" Illinois yang dirancang untuk mencegah orang yang dianggap memiliki kecenderungan kekerasan untuk mendapatkan senjata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengungkapan itu menimbulkan pertanyaan tentang kecukupan undang-undang "bendera merah" negara bagian itu. Sersan Chris Covelli dari Kantor Sheriff Lake County mengatakan bahwa Crimo secara legal telah membeli lima senjata, termasuk senjata yang dicurigai sebagai pembunuh, meskipun telah dua kali menjadi perhatian penegak hukum karena perilaku yang menunjukkan bahwa dia mungkin membahayakan dirinya sendiri atau orang lain.
Kedua, Crimo dua kali berurusan dengan polisi. Pada April 2019 muncul panggilan darirat ke 911 yang melaporkan Crimo mencoba bunuh diri. Setekah itu, pada September 2019, muncul laporan ia mengancam keluarganya.
Ketiga, Crimo memiliki koleksi 16 pisau, belati, dan pedang. Saat polisi memeriksanya karena ada laporan ancaman pada keluarganya, ditemukan koleksi senjata tajam tersebut yang kemudian disita pihak berwenang.
"Sang ayah mengklaim pisau itu miliknya dan disimpan di lemari (putranya) untuk diamankan," kata polisi negara bagian itu. "Berdasarkan informasi itu, Polisi Highland Park mengembalikan pisau itu kepada ayahnya sore itu."
Kendati ada dua laporan, namun polisi tidak mengambil tindakan karena pihak keluarga enggan membuat laporan tertulis. "Tidak ada keluhan yang ditandatangani oleh salah satu korban," kata Covelli.
Kepolisian Negara Bagian Illinois yang menceritakan bahwa agensi tersebut telah menerima laporan dari Polisi Highland Park yang menyatakan Crimo sebagai "bahaya yang jelas dan sekarang" setelah dugaan ancaman terhadap kerabat pada September 2019.
Namun, pada saat itu, Crimo tidak memiliki kartu "identifikasi pemilik senjata api (FOID)" negara bagian yang dapat dicabut atau aplikasi FOID yang tertunda untuk ditolak. Jadi keterlibatan polisi negara bagian dalam masalah itu ditutup, kata badan tersebut.
Fakta keempat, Crimo dalam usia 19 tahun atau tiga bulan setelah dilaporkan mengancam keluarganya, mengajukan permohonan kartu FOID pertamanya, di bawah sponsor ayahnya.
Crimo melewati empat pemeriksaan latar belakang dalam pembelian senjata, semuanya dilakukan pada 2020 dan 2021, jauh setelah insiden 2019 yang menarik perhatian polisi.
Polisi negara bagian mengatakan satu-satunya pelanggaran yang terdeteksi dalam sejarah kriminal Crimo selama pemeriksaan latar belakang adalah kepemilikan tembakau yang melanggar hukum pada tahun 2016, dan bahwa "tidak ada laporan larangan kesehatan mental" dari penyedia layanan kesehatan yang pernah muncul.
Fakita kelima, akibat tindakannya,Crimo menghadapi tujuh tuduhan pembunuhan tingkat pertama. Jika terbukti bersalah, ia akan menghadapi hukuman penjara maksimum seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat, kata pengacara negara bagian Illinois Eric Reinhard dalam mengumumkan dakwaan pada konferensi pers.
Fakta keenam, Crimo kabur dengan menyaru sebagai perempuan. Ia lari dari lokasi penembakan dan berbaur dengan warga yang panik, setelah mengenakan pakaian wanita. Ia ditangkap polisi setelah kabur menggunakan mobil ibunya.
Kasus penembakan di Amerika terus terjadi, sehingga Presiden Joe Biden berupaya memperketat syarat kepemilikan senjata.
Reuters