Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Selandia Baru mengatakan pada Selasa bahwa delapan orang masih hilang sehari setelah gunung berapi tiba-tiba meletus di lepas pantai Pulau Utara Selandia Baru dan menewaskan sedikitnya lima orang. Belum diketahui identitas dan kewarganegaraan korban hilang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan di Whakatane, sebuah kota dekat pulau vulkanik White Island, bahwa sejumlah orang berada di rumah sakit dalam kondisi kritis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari Reuters, 10 Desember 2019, dia mengatakan bahwa Selandia Baru dan wisatawan dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, Cina, dan Malaysia termasuk di antara yang terluka.
Seorang juru bicara kepolisian mengatakan bahwa 31 orang berada di rumah sakit. Dia membenarkan ada lima orang yang meninggal. Tiga korban luka lainnya telah pulih dan dipulangkan.
Polisi mengatakan 47 orang dari 7 negara: Selandia Baru, Australia, Amerika Serikat, Cina, Malaysia, Inggris, dan Jerman, berada di pulau itu pada saat letusan, dikutip dari CNN.
Warga di kota pesisir Whakatane berkumpul untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang tewas dalam letusan gunung berapi pada Senin.
Suasana hari itu suram dan sepi pada Selasa waktu setempat, dengan pelayat meletakkan bunga di pelabuhan setempat di belakang penjagaan polisi.
Pelayat pada hari Selasa termasuk siswa dan anak-anak dari distrik Whakatane, yang memiliki populasi sekitar 32.000 penduduk.
Setelah meletus Senin sekitar jam 2 siang Waktu setempat, gunung berapi ini memiliki aktivitas seismik yang rendah, tetapi para ahli memperingatkan masih ada kemungkinan erupsi lain dalam 24 jam ke depan. Peringatan peringatan gunung berapi tetap di Level 3 dari level maksimum 5.