Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

80.000 Orang Dievakuasi karena Hujan Lebat dan Banjir di Sichuan Cina

Ketinggian air di sungai-sungai besar di Provinsi Sichuan, Cina barat daya, berada di atas tingkat peringatan menyusul hujan deras sejak Jumat.

9 Agustus 2021 | 15.00 WIB

Warga mengumpulkan bangkai babi yang mengapung di tengah banjir di Xinxiang, Henan, Cina, 25 Juli 2021. Henan memang dikenal sebagai daerah peternakan dan produksi babinya. REUTERS/Aly Song
Perbesar
Warga mengumpulkan bangkai babi yang mengapung di tengah banjir di Xinxiang, Henan, Cina, 25 Juli 2021. Henan memang dikenal sebagai daerah peternakan dan produksi babinya. REUTERS/Aly Song

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - 80.000 orang lebih telah dievakuasi karena hujan lebat dan banjir di Provinsi Sichuan, Cina barat daya, media pemerintah melaporkan pada hari Senin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketinggian air di sungai-sungai besar di provinsi itu berada di atas tingkat peringatan menyusul hujan deras dari Jumat hingga Minggu. Satu waduk di Kota Dazhou melebihi batas banjir sebesar 2,2 meter, menurut China News Service, dilaporkan Reuters, 9 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dikatakan lebih dari 440.000 orang kini telah terkena dampak banjir di enam kota di seluruh provinsi.

Televisi negara CCTV melaporkan pada Sabtu bahwa hujan lebat telah menyebabkan kerugian ekonomi 250 juta yuan (Rp554 miliar) di Sichuan, dengan 45 rumah hancur dan 118 rusak parah.

Cina secara rutin dilanda hujan lebat selama musim panas, tetapi para ahli telah memperingatkan bahwa sekarang harus meningkatkan ketahanan kota-kotanya karena cuaca ekstrem menjadi lebih sering.

Sejumlah warga menggunakan front loader saat melintasi banjir setelah hujan deras di Zhengzhou, provinsi Henan, Cina 23 Juli 2021. Sebagian besar Provinsi Henan di Cina tengah terendam banjir parah terkena dampak setelah hujan lebat terbesar dalam 1.000 tahun terakhir. REUTERS/Aly Song

Pejabat cuaca Cina mengatakan pekan lalu bahwa kenaikan suhu telah meningkatkan kemungkinan hujan lebat di seluruh dunia, dan dampaknya di Cina kemungkinan akan semakin buruk di tahun-tahun mendatang.

"Peristiwa ekstrem seperti suhu tinggi dan curah hujan deras telah meningkat dan tingkat risiko iklim di China meningkat," kata Chao Qingchen, wakil direktur Pusat Iklim Nasional, sebuah lembaga analisis negara, kepada Reuters.

Dia mengatakan suhu dan curah hujan yang lebih tinggi membuat sumber daya air Cina lebih rentan, dan memperingatkan bahwa cuaca ekstrem juga merupakan ancaman yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi.

Bulan lalu, Provinsi Henan di Cina tengah mengalami badai hujan terburuk dalam sejarah, dengan 19 stasiun pemantau cuaca negara bagian mencatat curah hujan harian tertinggi yang pernah ada.

Banjir tersebut menewaskan lebih dari 300 orang, sebagian besar di ibu kota Provinsi Zhengzhou, yang mengalami curah hujan hampir satu tahun hanya dalam satu hari, kata biro cuaca Cina.

REUTERS

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus