Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ada Mundur, Ada Tiba Lagi

Pasukan soviet masih berdatangan di afghanistan & akan mempertahankan rezim karmal. mereka tak peduli himbauan barat. as gencar mengusulkan agar karmal segera diganti.

12 Juli 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNI Soviet sudah menarik mundur sebagian pasukannya dari Afghanistan. Pemberitaannya menonjol sekali pada saat berlangsungnya pertemuan puncak negara industri di Venice, Italia, dua pepekan lalu. Tapi bayangan bahwa itu akan disusul oleh penarikan secara total masih belum terlihat. Malah akhir pekan lalu, lapangan terbang Kabul kembali sibuk menerima kedatangan pasukan Soviet yang baru. Ternyata, menurut sumber di Kabul, pasukan yang datang kali ini khusus anti-gerilya. Ketika mengumumkan penarikan pasukan itu, Presiden Leonid Brezhnev mengatakan bahwa "keadaan di Afghanistan umumnya sudah kembali normal." Isyarat ini tampaknya sengaja dilontarkan Brezhnev untuk mengelabui para, pemimpin negara Barat yang sedang melangsungkan pertemuan puncak. Terbukti sampai sekarang rezim Babrak Karmal semakin kewalahan menghadapi kaum gerilya Islam. Dalam menghadapi tekanan gerilya itu Karmal rupanya berusaha melunakkan sikap negara tetangganya. Radio Kabul akhir Juni memberitakan bahwa Afghanistan bersedia mengadakan perundingan damai tanpa syarat dengan Pakistan dan Iran. Kedua negara itu tidak bermusuhan secara langsung dengan Afghanistan, namun rezim Karmal yang didukung Soviet rupanya menyadari peran Pakistan dan Iran dalam membantu gerilya Islam. Apalagi sebagian dari kaum gerilya itu bermarkas di sana. Sebelum itu Komite Khusus Konperensi Negara Islam meminta izin perwakilan Soviet di PBB untuk mengadakan dialog dengan nemerintah Afghanistan Beranggotakan wakil Iran, Pakistan dan Sekjen Konperensi Negara Isiam, komite ini ternyata mendapa sambutan hangat dari kalangan pers di Kabul. "Kami telah mengemukakan berulangkali bahwa kami siap untuk berunding dengan tetangga kami dan menyelesaikan segala penyebab ketegangan yang timbul di kawasan ini," ujar radio Kabul yang mengutip pendapat koran Anis dan Hewad. Tapi perundingan ini belum tentu akan bisa dilaksanakan dalam waktu dekat. Bila perundingan tanpa syarat ini berlangsung, komite itu seolah mengabaikan kepentingan gerilyawan Islam. Karena selama ini kalangan gerilya tetap menganggap bahwa berunding dengan rezim Karmal sama artinya mengakui eksistensi pemerintahan 'boneka Soviet'. Memang di sinilah masalahnya. Himbauan negara MEE tentang pembentukan suatu pemerintahan yang netral di Afghanistan sudah lama ditolak Soviet. Bahkan Amerika Serikat semakin gencar mengusulkan agar Karmal segera diganti sebagai kunci penyelesaian politik di Afghanistan. "Ini bukanlah jalan pembuka ke arah perundingan," ujar Georgi Arbatov, anggota Central Committee Partai Komunis Uni Soviet. Dalam wawancara Washington Post, Arbatov yang juga mengepalai urusan hubungan AS-Soviet di CC-PKUS mengatakan bahwa Soviet tetap menolak setiap usul untuk menggeser Karmal, meskipun pemerintahannya tidak populer. "Jika anda menginginkan perubahan pemerintahan (di Afghanistan), harap jangan bicara soal penyelesaian damai." ujarnya kepada Washington Post.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus