Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ada perubahan tapi suhu tetap panas

Demonstrasi mahasiswa korsel membawa hasil. pm ro jai-bong mengundurkan diri. presiden roh tae woo menetapkan chung won-shik,62, sebagai pengganti- nya. tapi, suhu politik di korsel panas.

1 Juni 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aksi mahasiswa militan di Korea Selatan menghasilkan perubahan. Ro Jai-Bong mundur dan Chung Won-Shik ditunjuk sebagai PM baru. Namun, suhu politik tampaknya masih panas. DEMONSTRASI mahasiswa yang terus memanas sebulan belakangan ini akhirnya membawa perubahan dalam pemerintahan di Korea Selatan. Perdana Menteri Ro Jai-Bong mengumumkan pengunduran dirinya, Rabu pekan lalu. Dan hanya tiga hari setelah Ro mundur, Presiden Roh Tae Woo menetapkan Chung Won-Shik sebagai pengganti Ro. Penunjukan Chung menyusul pengumuman amnesti untuk sejumlah tahanan politik, meskipun pelaksanaannya hingga akhir pekan lalu tak sebanyak yang dijanjikan. Juru bicara kepresidenan mengatakan perombakan kabinet besar-besaran akan dilakukan sekembalinya Chung dari kunjungannya ke Afrika. Chung sendiri sudah tiba di Seoul, Sabtu pekan lalu. "Perombakan kabinet ini dimaksudkan untuk meredam gerakan anti-pemerintah yang berkobar selama hampir empat minggu terak hir, yang telah menyeret pemerintah dalam krisis politik yang serius," kata Lee Soo-Jong juru bicara kepresidenan itu. Pemimpin demonstran mahasiswa Kor-Sel yang terkenal militan itu menilai pemerintahan Roh sebagai rezim yang mengabaikan demokrasi. Mereka menyebut pembentukan Partai Demokrasi Liberal -partai yang berkuasa -tahun lalu adalah kejahatan terhadap demokrasi. Dan menurut mahasiswa, adalah Ro Jai-Bong yang berdiri sebagai arsitek dalam kemunduran demokrasi ini. Ia menghadapi oposan pemerintah dengan tangan besi. Demonstrasi mahasiswa pun marak terus. Tercatat tujuh korban jatuh akibat bakar diri dalam demonstrasi itu. Roh Tae-Woo rupanya gentar juga menghadapi mahasiswa. Sejarah negeri ini membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dapat "menggulingkan" Presiden Chun Doo-Hwan empat tahun lalu. Namun, penunjukan Chung Won-Shik belum tentu meredam aksi-aksi demonstrasi. Tokoh ini sudah diketahui punya banyak dosa. Chung, 62 tahun, adalah menteri pendidikan dari tahun 1988 sampai 1990. Partai oposisi terbesar, Partai Demokratik Baru (PDB), buru-buru mencemooh Chung sebagai "perusak sistem pendidikan". "Penunjukan Chung sangat menantang dan mengkhianati rakyat yang menginginkan berakhirnya pemerintah yang terlalu berorientasi pada keamanan," ujar juru bicara PDB. "Chung bukanlah orang yang menaruh perhatian atau punya kemampuan untuk meredakan huru-hara politik belakangan ini." Perdana menteri ini memang dikenal sebagai seorang pendidik yang konservatif. Ia dikenang sebagai "pembantai" Persatuan Guru Nasional, dua tahun lalu. Waktu itu Chung menuduh persatuan guru itu mencoba menghasut dan menanamkan ideologi revolusi pro-komunis pada mahasiswa. Sikap Chung ini menyulut aksi kekerasan antara polisi dan para guru. Sebanyak 1.500 guru yang dipecat karena masuk dalam perkumpulan ini melakukan aksi unjuk rasa antipemerintah di Seoul, pekan lalu. Chung, yang mendapat gelar doktor di George Peabody College for Teachers di Tennessee, Amerika Serikat, tahun 1966, berkali-kali dihadapkan dengan unjuk rasa dalam kunjungan kerjanya selaku menteri pendidikan. Juli tahun lalu, ketika hadir di Universitas Seoul, 300 mahasiswa merubung mobil dinasnya sambil meneriakkan yel-yel dan sebagian berlompatan ke atap mobilnya sampai ia meninggalkan kampus. Tapi pemerintah Roh punya alasan tersendiri memilih Chung. "Presiden telah memilih orang yang dapat menerapkan kebijaksanaan dengan teguh, bukan sekadar lambang," kata seorang pejabat pemerintah. Sejumlah diplomat menilai langkah Roh itu adalah upaya merangkul kelas menengah. Sebab, akhir Juni ini Korea Selatan akan menyelenggarakan pemilihan umum lokal babak kedua. Roh berharap perombakan itu dapat menggenjot pemilih untuk menyerahkan suaranya pada partainya dan mempecundangi saingan beratnya Partai Demokratik Baru pimpinan Kim Dae-Jung. Sejauh ini, belum tampak kebulatan suara mendukung Roh. Kebijaksanaan terbarunya -memilih Chung itu -kelihatan justru memecah suara rakyat Kor-Sel. Ini terlihat dari hasil pengumpulan pendapat yang dilakukan Korean Gallup Organisation dan koran Chosun Ilbo. Sebanyak 35,2% responden -dari 267 pria dan 277 wanita di atas usia 20 tahun -menganggap Chung adalah pilihan tepat untuk kursi PM. Sedangkah 30% tak setuju pada pilihan Roh, dan sisanya 30,9% tak punya pendapat. Tapi, ketika ditanya apakah pilihan pada Chung dapat meredakan suhu politik dalam negeri, 48,8% menganggap tidak. Agaknya ini pertanda suhu di Kor-Sel memang masih akan hangat. Bunga Surawijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus