Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ada wina, ada washington

Perjanjian salt ii untuk membatasi persenjataan nuklir yang ditandatangani jimmy carter dan leonid brezhnev, masih memerlukan ratifikasi senat as. jika terjadi amandemen, salt ii mentah lagi. (ln)

30 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NEVILLE Chamberlain tahun 1938 pergi ke Munich, mengusahakan perdamaian. PM Inggeris itu kemudian terkenal menjalankan appeasemen policy -- politik yang bertujuan menentramkan tapi terlalu banyak memberi konsesi pada Hitler. Kejadian di Wina, 18 Juni, mengingatkan sebagian orang Amerika pada Chamberlain. Di situ Jimmy Carter dan Leonid Brezhnev menandatangani SALT-2. Strategic Arms Limitation Treaty itu atau perjanjian untuk membatasi persenjataan strategis (nuklir) diharapkan bisa mencegah perang dunia, setidaknya menenteramkan hubungan kedua raksasa -- Amerika Serikat dan Uni Soviet. Sesudah Munich, Hitler ternyata tetap menyulut api peperangan. Chamberlain, kata senator Henry Jackson, "jelas bukan pengkhianat, tapi dia sungguh pandir." Jackson (Demokrat) beroposisi dalam Senat AS terhadap politik Carter dalam soal SALT-2. Perjanjian itu masih memerlukan ratifikasi Senat. Walaupun pemungutan suara belum terjadi, sikap Senat umumnya masih terpecah dan diketahui akan menyulitkan Carter. Ratifikasi ini meminta dua-pertiga suata dari 100 anggota Senat itu. Sekali ini, demikian pendapat umum di AS, pemerintahan Cartel menghadapi "pertempuran terbesar" dalam mengusahakan ratifikasi itu. Bahkan para senator pendukung perjanjian itu sendiri belum kompak. Jika tidak a priori menolak, ada yang hendak mengusulkan amendemen. Apakah mungkin Soviet setuju perjanjian itu dirobah? Jawabannya mungkin Ya, mungkin pula Tidak. Jika terjadi amendemen Senat, demikian spekulasi di sana, Kremlin mungkin bisa memahami tapi perundingan baru perlu dibuka lagi. Perundingannya jelas akan berlarut lagi seperti sejak zaman Presiden Richard Nixon tahun 1972, ketika SALT-1 ditandatangani. Hambatan ini berpangkal pada kurangnya kepercayaan orang Amerika pada kesungguhan hati Moskow untuk secara jujur membatasi persenjataan nuklir. SALT-2 justru dianggap mereka sebagai taktik Soviet untuk mempertahankan keunggulan persenjataan Soviet yang sudah ada. Sampai 10 tahun lalu Soviet masih ketinggalan. Sekarang kekuatan persenjataan nuklir Amerika bisa disainginya. Kecurangan Soviet, jika terjadi sesudah perjanjian itu, memang sukar diatasi. Namun pemerintahan Carter menilai SALT-2 sudah maksimum yang bisa dicapai. "Kebenaran dari zaman nuklir ialah Amerika Serikat dan Uni Soviet harus hidup dalam damai -- atau kila mungkin tidak hidup sama sekali" kata Presiden Carter di Conress AS setelah ia kembali dari Wina pekan lalu. Komite Senat tentang hubungan luar negeri AS memulai sidang penelitian resmi tentang perjanjian itu 9 Juli nanti. Prosesnya dalam Congress akan berkepanjangan, malah bisa sampai 1980, jika pihak oposisi kuat. Waktunya kurang menguntungkan bagi posisi Carter sekarang yang popularitasnya menurun di dalam negeri. Di AS, orang kebetulan sedang ramai memperhatikan siapa gerangan calon Presiden berikutnya. Dan SALT-2 diduga justru bisa menjadi suatu senjata politik melawan pencalonan kembali Carter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus