Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Akhir Pelarian Jagal Bosnia

Radovan Karadzic, bekas Presiden Bosnia-Herzegovina, ditangkap. Menyamar sebagai ahli pengobatan alternatif dengan teknik pengobatan energi kuantum, dia berkelana hingga Austria dan Italia. Anak-anak memanggilnya Santa Klaus.

28 Juli 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pria tua, penumpang bus nomor 73 dari ibu kota Serbia, Belgrade, menuju Batanica itu terlihat seperti pendeta. Cambang dan jenggot lebat melingkari sebagian wajahnya, sisanya ditutupi kacamata tebal. Rambutnya putih tebal diikat ke belakang.

Namanya Dragan David Drabic, ahli pengobatan alternatif. Polisi menangkap dia di sebuah pemberhentian bus sebelum Batanica pada pekan lalu. Tanpa perlawanan. Sebuah antiklimaks bagi Pak Tua yang sebenarnya bernama Radovan Karadzic, 63 tahun, itu. Dialah bekas Presiden Bosnia-Herzegovina yang dicari-cari polisi di seluruh dunia selama 13 tahun terakhir.

Karadzic dan pemimpin militer Bosnia-Herzegovina, Ratko Mladic, dituduh mendalangi pengepungan Sarajevo selama 43 bulan, yang mengakibatkan lebih dari 11 ribu orang tewas. Pembantaian penduduk muslim Bosnia di Srebrenica selama perang sipil 1992-1995 juga jadi tanggung jawab mereka. Srebrenica, yang berarti ”tambang perak”, adalah desa kecil di timur Bosnia. Selama Perang Bosnia, etnis muslim mengungsi ke sana di bawah lindungan pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada Juli 1995 tentara Mladic menerobos masuk dan membunuh sekitar 8.000 pria dewasa dan anak-anak.

Sebelum Karadzic, beberapa tersangka ditangkap dan diseret ke Pengadilan Internasional Penjahat Perang Yugoslavia di Hague, Belanda, di antaranya mantan Presiden Serbia (1989-1997) Slobodan Milosevic, yang ditangkap pada 2001. Namun pengadilan Milosevic terseok-seok karena kurang bukti.

Baru pada akhir Mei 2005 ada titik terang. Pengadilan mendapatkan video berdurasi dua jam yang merekam pembunuhan enam pria muslim oleh kelompok paramiliter Serbia, Scorpions, pada Juli 1995. Tapi baru saja bukti baru diajukan, Milosevic mendapat serangan jantung dan meninggal di penjara pada 2006.

”Kami mengintai dia sepanjang perjalanan untuk memastikan apakah dia punya pengawal atau tidak,” kata kepala jaksa penuntut kejahatan perang Serbia, Vladimir Vukcevic, menceritakan penangkapan Karadzic. Menurut Vukcevic, mereka meringkus Karadzic pada Senin pekan lalu. Tapi, kepada Channel Four News, pengacara Karadzic, Sveta Vujacic, menuduh Vukcevic berbohong. ”Dia ditangkap tiga hari sebelumnya. Pada 18 Juli, pukul 09.30 malam,” katanya.

Sebenarnya, isu bahwa Karadzic memelihara janggut dan berpakaian ala pendeta Serbia sudah lama terdengar. Dia bahkan dikabarkan sering mengunjungi istri dan kedua anaknya di Sarajevo, ibu kota Bosnia-Herzegovina. Tapi tak gampang menangkap Karadzic, meski Uni Eropa terus-menerus mendesak Serbia untuk menyerahkannya ke Hague. Bagi masyarakat Serbia, dia seorang pahlawan.

Menyamar sebagai Dragan Dabic, Karadzic terakhir tinggal di salah satu menara di New Belgrade—lantai tiga, flat nomor 19. Daerah itu dikenal dengan sebutan Blok 45.

Saat Serbia masih tergabung dalam Yugoslavia, blok yang menghadap Sungai Sava ini menjadi incaran orang-orang kaya. Kini daerah itu bak rimba beton tak terawat. Taman-tamannya yang dulu indah, sekarang kering menjadi sarang debu.

”Sudah 18 bulan dia tinggal di sini,” kata Dragan Graovac, penghuni flat di lantai enam, bangunan yang sama. Mula-mula sendirian. Dua bulan terakhir seorang wanita bernama Mila ikut menginap. Belakangan terungkap, Mila adalah asistennya dalam pengobatan alternatif.

Warga sekitar Blok 45 mengenang Dabic sebagai orang tua yang ramah. Dia sering bercanda dengan anak-anak yang memanggilnya Santa Klaus.

Maka berita penangkapan Dabic mengejutkan mereka. ”Terakhir saya melihat dia mengenakan topi dan jaket hitam, bersandar di ambang pintu sambil mendengarkan saya menyanyi,” cerita pemusik lokal Raso Vucinic. Itu terjadi pada suatu malam di bar Luda Kuca atawa Rumah Gila. Dabic adalah pengunjung tetap bar itu. Di sana dia selalu minum anggur merah, mendengarkan aksi para pemusik lokal sambil membaca atau menulis.

Begitu pandainya dia menyamar, tak seorang pun di bar itu yang mengenalinya sebagai Karadzic. Padahal poster dirinya bersama Slobodan Milosevic, Vojislav Seselj, dan Ratko Mladic terpampang di dinding bar itu: dikenang sebagai pahlawan Serbia.

Media-media di Sarajevo mengatakan Dabic yang asli adalah orang biasa yang dibunuh tentara Karadzic ketika mengepung Sarajevo selama perang. Tapi polisi Serbia menduga Karadzic mendapatkan identitas baru itu di Ruma, dekat Belgrade, atas bantuan petinggi militer setempat. Sejak itulah dia berkelana sebagai dokter Dabic, ahli pengobatan alternatif dan meditasi. Dia sering berceramah soal cara hidup sehat dan memberikan latihan yoga, tai chi, serta silat Brasil, capoeira, secara gratis.

Melalui situs web-nya, Dabic mengiklankan teknik mengolah tenaga dalam untuk menyembuhkan impotensi dan gangguan seksual lain, diabetes, asma, epilepsi, hingga multiple sclerosis. Selain itu, ada program David Wellbeing untuk memanjangkan umur. Katanya, dengan mengolah energi kuantum dalam dirinya, setiap orang bisa hidup hingga 130 tahun.

Goran Kojic, editor Zdrav Život (Hidup Sehat) bercerita, Dabic pernah menulis artikel di majalahnya tentang beda antara meditasi dan tihovanje (menenangkan diri). ”Kami memuatnya dalam beberapa seri,” ujarnya. Itu terjadi setelah mereka bertemu pada musim gugur 2007. Dabic mengaku seorang dokter, tapi mengatakan ijazah dokternya disimpan bekas istrinya di Amerika Serikat. Majalah itu akhirnya hanya menyebut dia ”peneliti spiritual”. Ketika merayakan ulang tahun ketiga 23 Mei lalu, Zdrav Život mengiklankan seminar David Dabic: ”Cara Merawat Tenaga Dalam Anda.”

La Repubblica, koran Italia, bahkan melaporkan Karadzic sempat ”melancong” hingga Austria dan Italia untuk mengobati pasien dengan metode kuantum dan bio-energi.

Beberapa orang dekat pejabat militer di Belgrade mengatakan pemerintah Serbia dan Bosnia sebenarnya sudah lama tahu tentang penyamaran Karadzic. Tapi mereka ”menyembunyikannya”. Richard Holbrooke, seorang diplomat Amerika di Bosnia-Herzegovina, berkisah, beberapa waktu lalu Karadzic terlihat memarkir Mercedes hijaunya dekat kantor pusat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Pale. ”Seharusnya saat itu Karadzic sudah bisa ditangkap,” katanya. ”Tapi komandan NATO mengatakan mereka tak punya wewenang.”

Tapi perlindungan ”orang dalam” ini berakhir 7 Juli lalu, ketika Mirko Cvetkovic yang pro-Barat menjadi Perdana Menteri Serbia menggantikan Vojislav Kostunica. Cvetkovic pun mengganti Kepala Intelijen Rade Bulatovic, orang dekat Kostunica, dengan Sasa Vukadinovic. Vukadinovic adalah intel senior yang berjasa memorakporandakan jaringan mafia Serbia. Hanya satu minggu setelah itu, Karadzic dibekuk.

Beberapa intel Serbia mengatakan Mladic-lah yang membocorkan penyamaran Karadzic. Mladic, menurut mereka, ”menjual” mantan bosnya itu agar dia tidak ditangkap dan bebas dari Pengadilan Internasional.

Namun Mladic keliru. Penangkapan Karadzic justru memperbesar tekanan kepada pemerintah Serbia dan Bosnia untuk juga segera meringkus dia. Media-media di Sarajevo memperkirakan pelarian mantan pemimpin tertinggi tentara Bosnia-Herzegovina itu akan berakhir beberapa minggu mendatang.

Philipus Parera (Guardian, B92, Telegraph, Financial Times)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus