Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Akhir Zaman Somoza

Presiden Anastasio Somoza sudah 40 tahun berkuasa, terancam kedudukannya. Kaum gerilya Sandinista hampir menuju kemenangan. Indikasi kekalahan Somoza tampak dari pengungsian ratusan warga AS. (ln)

30 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KELUARGA Somoza sudah 40 tahun menguasai Nikaragua. Zamannya kelihatan hampir berakhir. Negara Amerika Tengah ini sedang dilanda pertempuran. Kaum pemberontak -- Front Sandinista -- muncul di seluruh negeri. Leon dan Matagulpa, dua kota penring setelah ibukota Managua, sudah sepenuhnya di tangan pemberontak. Presiden Anastasio Somoza di Managua pun sudah tidak merasa aman. Ibukota itu pun terancam, dan kejatuhannya di tangan kaum gerilya diduga menunggu waktu saja. Indikasi kekalahan Somoza tampak dari pengungsian ratusan warganegara Amerika yang melarikan diri dengan pesawat angkutan militer. "Batalion Somoza -- pasukan elite diktator itu mengusahakan supaya lapangan udara Manatia tetap terbuka. Siapa tahu, Somoza pun harus terbang dari situ yang kini dekat sekali dengan daerah yang dikuasai Sandinista. Dengan perkembangan ini, Menlu AS Cyrus Vance memanggil sidang OAS (Organisasi Negara Amerika) di Washington pekan ini. Vance tampaknya akan mengusahakan perserujuan OAS untuk mengirim missi perdamaian ke Nikaragua. Usaha itu mungkin terlambat, apalagi jika bertujuan menyelamatkan rezim Somoza. Lima negara dalam Pakta Andes -- Venezuela, Columbia, Peru, Bolivia dan Equador -- telah mengakui kehadiran Sandinista. Equador bersama Meksiko dan Costa Rica, suatu tetangga Nikaragua, bahkan sudah memutuskan hubungan diplomatik dengan rezim Somoza. Sandinista sudah membentuk pemerintahan sementara yang memperoleh pengakuan Kuba. Menjelang sidang OAS, Kuba cepat menuduh AS merencanakan intervensi, menjadikan Nikaragua suatu "Vietnam" di Amerika Latin. "AS tidak ingin kehilangan haknya untuk turut mengontrol turan permainan di wilayah ini," kata Abraham Lowenthall, kepala program Amerika Latin pada Institut Woodrow Wilson di Washington. Tapi pemerintahan Carter sendiri memang tidak merestui kediktatoran Somoza. Dari Deplu AS terdengar komentar bahwa Washington hanya risau bila suatu ketika pemerintahan baru di Nikaragua, mungkin Sandinista, berada di bawah pengaruh Kuba dan bertikai dengan AS. Bahwa Somoza akan terguling, dengan lain kata, AS tampaknya bersiap menghadapi situasi baru ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus