Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dikira Hamil, Rupanya Tidak

Kongres Obstetri-ginekologi Indonesia IV di Yogya membahas penyakit mola hidatidosa dan banyak menyerang wanita dengan kondisi kurang protein. Gejalanya mirip kehamilan dan bisa jadi kanker ganas. (ksh)

30 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IA sudah lima tahun menikah dan belum mempunyai keturunan. Alangkah senang hati wanita itu, juga suaminya, ketika menstruasi bulan ini tidak kunjung datang. Apalagi test kehamilannya positif dan setiap pagi perutnya terasa mual ditambah muntah sesekali. Tetapi kegembiraan itu tidak berlangsung lama, karena pendarahan muncul silih berganti. Mula-mula memang hanya berupa bercak di celana. Dari pemeriksaan demi pemeriksaan, dokter kemudian memutuskan bahwa wanita itu tidak hamil, tetapi menderita penyakit trofoblas. Ini bisa menyerang segenap lapisan masyarakat. "Lebih banyak terdapat penyakit ini pada kaum ibu dengan keadaan sosial ekonomi yang lemah serta pada umur yang muda," tutur dr. R. Soeprono, ketua umum Panitia Pelaksana Kongres Obstetri-Ginekologi Indonesia (KOGI) IV pada upacara pembukaannya. Kongres para ahli Kebidanan dan penyakit Kandungan itu diadakan di Yogya pertengahan Juni. Pesertanya 520 orang yang datang dari Australia, Negeri Belanda, Amerika Serikat, Swedia, Jerman Barat, Inggeris, Thailand, Brunei serta Indonesia sendiri. Kongres ini antara lain membahas penyakit trofoblas ganas di samping Obstetri Patologi dan kemajuan Keluarga Berencana. Penyakit trofoblas yang merupakan kelainan kehamilan ini cukup banyak kasusnya di kawasan Pasifik sarat, juga di Indonesia. "Sayangnya kita sendiri kurang mau memperhatikannya," kata Profesor H. Marsidi Judono kepada TEMPO. Dulu guru-besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, ia sekarang menjabat penasehat ahli kepala BKKBN Pusat. Dari 100 kehamilan mungkin terdapat 1 penyakit Mola Hidatidosa -- istilah kerennya penyakit trofoblas. Dan dari 2000 kasus Mola Hidatidosa ini, seorang diduga akan menderita kanker. Penyebab penyakit ini belum diketahui persis. Bukan Calon Manusia Banyak yang menganggap bahwa kelainan dalam pembentukan janin itu karena kekurangan makanan, jelasnya zat putih telur atau protein. Bila wanita hamil dianggap mendapatkan cukup protein di dalam dietnya, mereka yang kekurangan zat itu mengalami kegagalan dalam pembentukan janin di dalam rahimnya. Sebagai gantinya, terbentuklah gelembung seperti buah anggur yang disebut "gelembung mola," sedangkan penyakitnya disebut Mola Hidatidosa. Penyakit ini pada stadium awal sering dikelirukan dengan kehamilan muda sebab gejala yang ditimbulkannya amat serupa -- absennya menstruasi, mual sampai muntah serta membesarnya perut secara cepat sekali, malahan test kehamilannya juga positif. Menyusul kemudian gejala pendarahan yang berulang, seringkali disertai dengan naiknya tekanan darah. Gerakan anak tidak kunjung terasa serta denyut jantungnya tidak juga terdengar. Memang kandungannya bukan berisi calon manusia, melainkan gelembung Mola yang lengkap dengan peredaran darahnya. Gelembung itu dapat lepas dari dinding rahim, keluar dari dalam rahim dan menimbulkan pendarahan. Bila tidak segera dikeluarkan, ia bisa terus tumbuh menjadi kanker (chorio-carcinoma). Kanker ini ganas sekali, yang perlu segera diberi pertolongan bedah. Sebetulnya obat-obatan untuk kanker jenis ini sudah ada, namun masih terlalu langka dan sangat mahal harganya untuk Indonesia. Contohnya Mtx (Methotraxate) --harganya Rp 38.000 setiap 50 mg/flacon yang dipergunakan untuk 1 kuur (5 hari).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus