Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Washington pada Senin, 25 November 2024, secara resmi mengkonfirmasi perubahan kebijakan yang memungkinkan Ukraina melancarkan serangan ke dalam wilayah Rusia menggunakan rudal ATACMS yang disuplai Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa otoritas internasional menyuarakan perubahan kebijakan ini dalam seminggu terakhir. Namun Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan pemerintahannya memilih bungkam. Kyev pada Senin, 25 November 2024, menembakkan proyektil ATACMS ke wilayah Bryansk, Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mereka boleh menggunakan ATACMS untuk membela diri dalam kondisi yang diperlukan,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby, Senin, 25 November 2024.
ATACMS (dilafalkan “attack ’ems”), yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan AS, Lockheed Martin, adalah jenis rudal balistik jarak pendek yang dirancang untuk menghancurkan target dengan akurasi tinggi. Bergantung pada modelnya, rudal ini dapat menjangkau target hingga 190 mil (300 kilometer) dengan hulu ledak yang mengandung sekitar 375 pon bahan peledak.
Rudal ini lebih unggul dibandingkan roket artileri, karena memiliki lintasan terbang yang jauh lebih tinggi dan jarak tempuh yang lebih jauh. ATACMS dapat diluncurkan menggunakan peluncur HIMARS yang telah disuplai oleh AS ke Ukraina, serta peluncur M270 yang lebih tua dari Inggris dan Jerman.
Keputusan AS untuk mengizinkan penggunaan ATACMS oleh Ukraina merupakan hasil dari tekanan panjang yang diterima dari pemerintah Ukraina, yang selama ini telah melobi Washington agar diberikan izin untuk menggunakan rudal tersebut dalam operasi militer melawan pasukan Rusia.
Dalam keterangannya, Kirby mengakui pihaknya mengubah kebijakan yang memberikan arahan pada Ukraina menggunakan rudal ATACMS untuk menyerang target-target tertentu, seperti di dalam dan sekitar area Kursk. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah memberikan senjata-senjata berkekuatan besar pada Kyev sejak 2022. Namun saat yang sama, mereka mencoba tak mau terlibat secara langsung dalam perang Ukraina.
Sebelumnya pada September 2024, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Ukraina telah menggunakan rudal jarak jauh yang bisa mengubah karakteristik perang Ukraina dan membuat NATO menjadi ‘partisipan’ secara langsung. Menurut Putin, senjata seperti rudal ATACMS atau Storm Shadow yang disuplai Inggris, tidak bisa dibawa dan digunakan oleh tentara Ukraina tanpa keterlibatan personel militer NATO.
Pada Kamis, 21 November 2024, rudal balistik hipersonik Rusia yang bernama Oreshnik digunakan untuk menghantam komplek industri Dnepropetrovsk di Ukraina timur. Putin menyebut hal itu sebagai sebuah uji coba tempur menggunakan senjata baru. Uji coba semacam ini, akan dilanjutkan atau tidak tergantung pada keadaan.
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini