Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Amerika Waswas Keamanan Wartawan yang Meliput Banjir di Cina

Wartawan Amerika Serikat dan dari luar negeri lainnya yang meliput banjir di Cina mengalami kekerasan dari warga secara online, bahkan ancaman mati.

31 Juli 2021 | 06.30 WIB

Sejumlah warga menggunakan front loader saat melintasi banjir setelah hujan deras di Zhengzhou, provinsi Henan, Cina 23 Juli 2021. Sebagian besar Provinsi Henan di Cina tengah terendam banjir parah terkena dampak setelah hujan lebat terbesar dalam 1.000 tahun terakhir. REUTERS/Aly Song
Perbesar
Sejumlah warga menggunakan front loader saat melintasi banjir setelah hujan deras di Zhengzhou, provinsi Henan, Cina 23 Juli 2021. Sebagian besar Provinsi Henan di Cina tengah terendam banjir parah terkena dampak setelah hujan lebat terbesar dalam 1.000 tahun terakhir. REUTERS/Aly Song

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menyuarakan kekhawatiran atas naiknya pengawasan, pelecehan dan intimidasi terhadap wartawan dari Amerika Serikat dan negara lain, yang meliput banjir di Provinsi Henan, Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price, Kamis, 29 Juli 2021, retorika keras Beijing terhadap pemberitaan telah memancing sentimen negatif masyarakat Cina, yang mengarah pada ketegangan, konfrontasi langsung dan pelecehan pada wartawan.

 

Seorang pria menggendong wanita saat melintasi banjir menuju alat berat front loader untuk dievakuasi akibat banjir melanda setelah hujan deras di Zhengzhou, provinsi Henan, Cina 23 Juli 2021. REUTERS/Aly Song

Kementerian Luar Negeri Cina menolak berkomentar mengenai hal ini. Sedangkan klub koresponden asing di Cina pada Selasa, 27 Juli 2021, mengatakan wartawan dari sejumlah media yang meliput banjir di Cina telah mengalami pelecehan secara online oleh penduduk setempat. Staf dari BBC dan Los Angeles Times, bahkan menerima ancaman mati.

 

“Kami menyerukan kepada Cina agar mengambil tindakan sebagai negara yang bertanggung jawab yang menyambut media asing, mengingat akan diselenggarakan Olimpiade musim dingin di Beijing pada 2022 dan Paralympic Games,” kata Price.

CNN sebelumnya pada 23 Juli 2021 melaporkan hujan deras yang melanda Provinsi Henan, provinsi dengan 100 juta penduduk, pada akhir pekan kemarin telah memaksa ratusan ribu orang mengungsi dan menyebabkan kerugian ekonomi 1,22 miliar yuan (Rp 2,6 triliun).

Zhengzhou, ibu kota Provinsi Henan berpenduduk 12 juta orang, adalah salah satu daerah yang paling parah dilanda banjir, dengan 12 orang tewas setelah terjebak berjam-jam di jalur kereta bawah tanah yang banjir. Tetapi banyak kota dan desa yang lebih kecil juga telah rusak parah.

Di Gongyi, sebuah kota tingkat kabupaten di sebelah barat Zhengzhou, sedikitnya empat orang tewas saat air banjir yang deras menyapu jalan-jalan. Hujan lebat juga menyebabkan runtuhnya rumah-rumah dan tanah longsor, menghambat operasi penyelamatan.

Sedikitnya 33 orang meninggal dalam musibah banjir di Cina bagian tengah. Banjir yang parah menenggelamkan jalan, stasiun kereta bawah tanah, dan merusak bendungan.

  

      

Sumber: Reuters

   

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus