Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 20 orang tewas dalam serangan udara yang dilancarkan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di kota pelabuhan Laut Merah, Hodeidah Yaman. "Gempuran itu dimaksudkan untuk mengusir Houthi yang menguasai kota tersebut. Akibat serangan itu, sedikitnya 20 orang tewas," kata sumber medis seperti dikutip Al Jazeera, Jumat 3 Juli 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan udara pada Kamis 2 Juli 2018 tersebut berlangsung di dekat rumah sakit utama di Kota Hodeidah, al-Thawra, yakni ke pelabuhan strategis dan pasar ikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bangunan yang rusak akibat serangan udara koalisi Arab Saudi di Amran, Yaman, 25 Juni 2018. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi meluncurkan kampanye untuk merebut kembali Hodeida. REUTERS/Khaled Abdullah
"Sejumlah orang tewas dalam dua serangan. Korban tewas diperkirakan mencapai 20 orang," kata seorang dokter di kota Laut Merah kepada kantor berita AFP. "Adapun jumlah korban yang dilarikan ke rumah sakit sebanyak 60 orang," kata sumber medis lainnya.
Beberapa sumber medis mengatakan kepada kantor berita Reuters, jumlah korban tewas saat ini 26 orang. Sementara itu kantor berita berafiliasi dengan Houthi, SABA, mengatakan jumlah korban tewas 30 orang sedangkan yang menderita luka-luka 50 orang.Gambar dari rekaman video yang diperoleh dari Arab 24 memperilhatkan pasukan yang dipimpin koalisi Arab berkumpul untuk merebut kembali bandara internasional kota pelabuhan Hodeida, Yaman, dari pemberontak Syiah Houthi pada Sabtu, 16 Juni 2018.[Arab 24 via AP]
Juru bicara koalisi, Kolonel Turki al-Malki, megatakan kepada stasiun televisi Al Arabiya, pihaknya sama sekali tidak melakukan serangan ke Hodeidah dan sebaliknya menuduh Houthi sebagai pelakunya.
Perang di Yaman, negeri termiskin di dunia Arab, pecah pada 2014 setelah Iran bersekutu dengan pemberontak Houthi mengusai Ibu Kota Sanaa dan mulai menekan wilayah selatan menuju Kota Aden. Perluasan kekuasaan ini ditanggapi Arab Saudi dan sekutunya melakukan serangan ke basis Houthi pada 2015. Serangan itu dimaksudkan untuk mengembalikan kekuasaan Presiden Yaman Abd-Rabbu Manosur Hadi.