Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pentagon mulai pekan depan akan memecat sekitar 5.400 pegawai sipil yang sedang dalam masa percobaan. PHK massal itu adalah langkah pertama yang dilakukan pemerintahan Presiden Donald Trump untuk memenuhi janjinya mengurangi jumlah pegawai federal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami memperkirakan sekitar 5.400 pegawai dalam masa percobaan akan diberhentikan mulai pekan depan, setelah itu kami akan membekukan perekrutan sementara setelah menganalisis lebih lanjut mengenai kebutuhan personel," kata Darin Selnick, Wakil Menteri Pertahanan pada Jumat, 21 Februari 2025 yang dilansir dari Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Jumat, Trump telah memecat ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Angkatan Udara CQ Brown. Ia juga memberhentikan lima laksamana dan jenderal lainnya dalam perombakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kepemimpinan militer AS.
Trump mengatakan dalam sebuah unggahan di Truth Social bahwa ia akan mencalonkan mantan Letnan Jenderal Dan "Razin" Caine untuk menggantikan Brown. Pengangkatan Caine melanggar tradisi dengan mengaktifkan lagi seorang jenderal yang telah pensiun untuk pertama kalinya, menjadi perwira militer tertinggi.
Donald Trump akan pula mengganti kepala Angkatan Laut AS, posisi yang dipegang oleh Laksamana Lisa Franchetti, wanita pertama yang memimpin dinas militer, serta wakil kepala staf angkatan udara. Ia juga mencopot hakim advokat jenderal untuk Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, posisi penting yang memastikan penegakan keadilan militer.
Keputusan Trump memicu pergolakan di Pentagon. Saat ini Pentagon bersiap menghadapi pemecatan massal staf sipil, perombakan dramatis anggaran, dan perubahan penempatan militer di bawah kebijakan luar negeri baru Trump, America First.
Brown adalah perwira kulit hitam kedua yang menjadi penasihat militer utama presiden. Ia baru akan memasuki masa pensiun pada September 2027.
Pilihan Editor: Profil Kash Patel, Bos Baru FBI yang Kontroversial