Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

AS Ancam Mundur dari Mediasi Israel-Lebanon, Jika Tel Aviv Terus Tolak Proposalnya

Utusan Amerika Serikat, Amos Hochstein, ancam mundur dari mediasi gencatan senjata Israel-Lebanon karena Tel Aviv terus menolak proposalnya

25 November 2024 | 17.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Utusan khusus AS Amos Hochstein tiba di Beirut, Lebanon, 20 November 2024. Reuters/Mohamed Azakir

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Utusan Amerika Serikat, Amos Hochstein, mengancam akan menarik diri sebagai perantara upaya mediasi yang bertujuan untuk merundingkan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon jika Tel Aviv tidak menerima proposal AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hochstein, lapor Channel 13 Israel pada Ahad, memberi tahu duta besar Israel untuk AS, Michael Herzog, bahwa jika Tel Aviv gagal merespons secara positif terhadap proposal gencatan senjata AS dengan Lebanon, AS akan menarik diri dari proses mediasi yang dipimpin oleh mereka antara kedua pihak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya pada Selasa, Hochstein mengunjungi Beirut untuk perjalanan dua hari. Dia bertemu dengan pejabat Lebanon sebelum melanjutkan perjalanan ke Israel untuk kunjungan yang berlangsung hingga Jumat.

AS dilaporkan mengupayakan gencatan senjata antara kelompok Hizbullah Lebanon dan Israel— yang mendapatkan dukungan penuh dari Washington dalam agresinya terhadap Gaza dan Lebanon.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengajukan kebebasan untuk melakukan operasi militer di Lebanon selatan sebagai syarat untuk menyetujui gencatan senjata. Syarat yang diajukan sepekan yang lalu, telah ditolak oleh Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, yang sebelumnya meninjau proposal AS tersebut.

Sedangkan pada Rabu malam, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, mengatakan Hizbullah telah menyampaikan komentarnya terhadap proposal AS tersebut.

Qassen menegaskan bahwa sekarang tergantung pada keseriusan Netanyahu dalam mencapai kesepakatan, seraya mengemukakan kembali prinsip-prinsip Hizbullah dalam bernegosiasi.

"Kami bernegosiasi dengan dua syarat: pertama, penghentian agresi Israel secara lengkap dan menyeluruh, dan kedua, perlindungan terhadap kedaulatan Lebanon," katanya.

Dalam perkembangan terkait, Channel 14 Israel mengutip seorang pejabat senior Israel yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Israel berada di ambang mengakhiri perang di Lebanon, yang diharapkan akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Pejabat itu menambahkan bahwa kesepakatan akan ditandatangani di hadapan utusan Amerika dan akan bersifat sementara sebelum beralih ke perjanjian permanen dengan Lebanon.

Laporan tersebut juga mengindikasikan bahwa pasukan Israel akan dialihkan ke operasi di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

Pejabat Israel tersebut lebih lanjut mencatat bahwa menghentikan pertempuran di utara Israel akan mengembalikan stabilitas ekonomi dan membuka kembali ruang udara untuk penerbangan.

Israel telah meningkatkan serangan udara di Lebanon terhadap apa yang mereka klaim sebagai sasaran Hizbullah. Ini sebagai bagian dari perang yang sudah berlangsung selama satu tahun dengan kelompok Lebanon itu sejak dimulainya perang Gaza pada tahun lalu.

Lebih dari 3.600 orang telah tewas dalam serangan Israel di Lebanon, dengan lebih dari 15.300 orang terluka dan lebih dari 1 juta orang mengungsi sejak Oktober tahun lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon. Israel memperluas konflik dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober tahun ini.

ANADOLU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus