Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menuding Arab Saudi mendorong negara-negara anggota OPEC+ untuk mengurangi produksi minyaknya sehingga harga naik dan memberi keuntungan pada Rusia. Ini merupakan serangan berikutnya dari Gedung Putih dan bagian dari adu mulut yang meningkat antara kedua negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lebih dari satu" anggota OPEC+ tidak setuju dengan dorongan Arab Saudi untuk memangkas produksi dan merasa dipaksa untuk memilih, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, kepada wartawan, Kamis, 13 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun Kirby tidak mengidentifikasi anggota di maksud, dan membiarkan mereka berbicara sendiri.
Amerika Serikat menuding Saudi mengusulkan OPEC+ menurunkan produksi minyak tanpa dasar analisis pasar. Riyadh sebelumnya mengatakan bahwa pengurangan produksi itu "murni alasan ekonomi".
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang beranggotakan 13 negara dan sekutunya, termasuk Rusia, menurunkan target produksi mereka sebesar 2 juta barel per hari pada pekan lalu, meskipun pasokan dunia dianggap terbatas. Dari pemotongan itu, para ahli memperkirakan pengurangan produksi aktual sekitar setengah dari tingkat itu.
Keputusan OPEC+ diadopsi melalui konsensus, dengan mempertimbangkan keseimbangan pasokan, permintaan dan ditujukan untuk membatasi volatilitas pasar, kata kementerian luar negeri Saudi dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
“Kementerian luar negeri Saudi dapat mencoba memutar atau membelokkan, tetapi faktanya sederhana,” kata Kirby, dan mengatakan bahwa pemotongan produksi akan “meningkatkan pendapatan Rusia dan menumpulkan efektivitas sanksi” terhadap Moskow setelah menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Kirby mengatakan analisis Amerika Serikat juga menunjukkan pemotongan bisa menunggu sampai pertemuan OPEC berikutnya, setelah pemilihan paruh waktu AS November yang akan menentukan apakah partai Demokrat Presiden Joe Biden akan mempertahankan kendali di Kongres.
Pengurangan produksi adalah tanda terbaru memburuknya hubungan AS-Saudi sejak Biden menjabat.
Reuters