Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kembali ke Pangkuan UMNO

Ismail Sabri terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia baru pengganti Muhyiddin Yassin. Penyokong keutamaan etnis Melayu yang kontroversial.

21 Agustus 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perdana Menteri Malaysia terpilih Ismail Sabri sebelum berangkat menemui Raja, di Kuala Lumpur, Malaysia, 19 Agustus 2021. REUTERS/Lim Huey Teng

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ismail Sabri akhirnya terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru.

  • Dia dikenal sebagai penyokong keutamaan etnis Melayu.

  • Kubu oposisi berharap Ismail benar-benar memikirkan soal rakyat, kesehatan, dan ekonomi.

HARI itu, Istana Negara Malaysia tampak sibuk. Lima bus yang mengangkut 114 anggota Dewan Rakyat, parlemen negeri itu, bergantian datang ke kediaman resmi Raja Malaysia di dekat Bukit Damansara, Kuala Lumpur, sejak pagi hingga petang, Kamis, 19 Agustus lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekretaris Jenderal Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) Ahmad Maslan menyatakan para anggota Dewan telah bersemuka dengan Raja secara bergiliran. Setiap pertemuan berlangsung beberapa menit. "Tak ada pembicaraan soal kabinet. Hanya khusus tentang pengesahan surat pengakuan terhadap Ismail Sabri," katanya kepada wartawan seusai pertemuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ahmad, 114 anggota Dewan itu telah meneken surat pengakuan yang memilih Ismail Sabri Yaakob sebagai calon Perdana Menteri Malaysia baru setelah Muhyiddin Yassin meletakkan jabatannya pada Senin, 16 Agustus lalu. Mereka berasal dari berbagai partai politik, yakni 37 dari UMNO, 31 dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia, dan 18 dari Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Sisanya anggota parlemen independen, Persatuan Cina Malaysia (MCA), Kongres India Se-Malaysia (MIC), Partai Bersatu Rakyat Sabah, Partai Bersatu Sabah (PBS), dan Partai Solidaritas Tanah Airku (STAR). "Kini berpulang kepada kebijaksanaan Paduka Baginda untuk perkara seterusnya," tutur Ahmad.

Muhyiddin mundur setelah berbulan-bulan didera tekanan politik dari berbagai penjuru. Praktis politikus UMNO itu hanya memimpin selama 17 bulan, masa terpendek kepemimpinan seorang perdana menteri di negeri tersebut. Dia lengser setelah kehilangan dukungan suara mayoritas di Dewan Rakyat, terutama dari UMNO. Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi menyatakan partainya menarik dukungan karena menilai Muhyiddin gagal menangani krisis Covid-19 dan menggunakan keadaan darurat untuk keuntungan politik.

Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin al-Mustafa Billah Shah kemudian menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri sementara. Raja Malaysia itu mengesampingkan opsi pemilihan umum karena situasi pandemi dan menyatakan akan menggunakan wewenang konstitusionalnya untuk menunjuk perdana menteri baru.

Esoknya sempat beredar beberapa nama kandidat perdana menteri, seperti mantan Wakil Perdana Menteri Ismail Sabri, yang turut menolak seruan UMNO menarik dukungan dari Muhyiddin. Ada pula Tengku Razaleigh Hamzah alias Ku Li, eks Menteri Keuangan dan ketua pendiri perusahaan energi negara Petronas. Nama Hishammuddin Hussein, sepupu mantan perdana menteri Najib Razak, juga muncul dari kubu UMNO. Adapun kubu oposisi masih mencalonkan Anwar Ibrahim, Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan pemimpin koalisi oposisi Pakatan Harapan.

Hingga Rabu, 18 Agustus lalu, Yahya bin Lewas, Sekretaris Jenderal PKR Cabang Ledang, Negeri Johor, masih yakin Anwar Ibrahim akan mendapat dukungan dari Pakatan Harapan serta Partai Warisan Sabah, Partai Pejuang Tanah Air, dan anggota parlemen independen. "Jumlah totalnya 105 orang dan akan ditambah dengan (anggota) partai-partai lain yang sanggup bersama-sama Anwar Ibrahim," ujar Yahya kepada Tempo. Anwar membutuhkan minimal 114 suara anggota Dewan Rakyat untuk memenuhi syarat dukungan mayoritas anggota parlemen, yang totalnya berjumlah 220 orang.

Sebagian besar legislator dari UMNO dan Barisan Nasional, koalisi partai pimpinan UMNO, mendukung Ismail Sabri. "Dia berdedikasi dan berkaliber, berpengalaman sebagai Menteri Pertahanan dan Wakil Perdana Menteri," kata Sazali bin Kassim, Ketua UMNO Cabang Sungai Kembong, Negeri Selangor, kepada Tempo. Sazali yakin Ismail akan beroleh dukungan dari UMNO, PAS, PBS, Partai Rakyat Serawak (PRS), dan Partai Pribumi Bersatu Malaysia pimpinan bekas Perdana Menteri Mahathir Mohamad.

Pada Jumat, 20 Agustus lalu, Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah akhirnya mengumumkan Ismail Sabri sebagai perdana menteri baru setelah menimbang dukungan dari 114 anggota Dewan kepada Ismail. Raja berpesan bahwa pemerintah baru perlu meneruskan upaya memerangi pandemi Covid-19. Dia juga berharap pelantikan perdana menteri baru ini akan mengakhiri kemelut politik. "Tidak wajar rakyat dibebani kemelut politik yang tak berkesudahan ketika negara sedang bergelut dengan masalah kesehatan dan kemurungan ekonomi akibat pandemi," ucap Raja sebagaimana disebutkan oleh Datok Indera Ahmad Fadil Shamsuddin, juru bicara Istana Negara, dalam pernyataan tertulis.

Datok Seri Ismail Sabri bin Yaakob bukan wajah baru dalam politik negeri jiran itu. Politikus veteran UMNO ini pernah menduduki beberapa posisi dalam kabinet pemerintahan Abdullah Ahmad Badawi dan Najib Razak.

Politikus kelahiran Pahang pada 1960 ini memulai karier sebagai pengacara setelah lulus dari fakultas hukum University of Malaya pada 1980. Tujuh tahun kemudian, dia bergabung dengan UMNO dan terus bertahan di partai itu hingga kini. Putranya, Gadaffi Ismail Sabri, populer sebagai pemenang kontes menyanyi Akademi Fantasia pada 2007.

Ismail dikenal sebagai penyokong keutamaan etnis Melayu. Pada 2015, komentarnya di Facebook memicu kontroversi. Dia berseru agar pengusaha Cina menurunkan harga barang setelah pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak. "Kuasa terbesar ada pada pengguna. Kalau Melayu memboikot perniagaan orang Cina, yang merupakan minoritas, mereka tentu tidak ada pilihan selain menurunkan harga," ujar Ismail, yang saat itu menjabat Menteri Pertanian, seperti dikutip Astro Awani.

Hasil penyelidikan polisi menunjukkan Ismail terbukti bersalah melakukan penghinaan. Ismail lalu menghapus komentarnya di Facebook dan membayar ganti rugi senilai 80 ribu ringgit kepada Ngeh Koo Ham, anggota Partai Aksi Demokratik (DAP) yang menggugatnya.

Pada tahun yang sama, Ismail kembali memancing keributan ketika mengusulkan pendirian Low Yat 2, mal gawai digital khusus untuk pedagang Melayu. Dia mengklaim mal itu akan menjadi pesaing mal elektronik terkenal Plaza Low Yat. Usulnya ini menuai kritik dari politikus keturunan Cina, juga rekannya di UMNO, Saifuddin Abdullah, yang menilai gagasan itu akan merugikan orang Melayu ataupun orang Malaysia secara umum karena sektor komersial yang dibagi berdasarkan kesukuan tidaklah produktif.

Menjelang pemilihan umum 2018, Ismail kembali memicu kontroversi ketika menyatakan setiap suara bagi DAP akan memberi kekuasaan kepada Pakatan Harapan untuk menghapus hak khusus Melayu dan keunikan Islam. DAP adalah partai yang beranggotakan banyak warga keturunan Cina dan masuk koalisi oposisi Pakatan Harapan.

Lim Kit Siang, mantan Sekretaris Jenderal DAP, menilai Ismail berusaha membingkai pemilihan umum sebagai ajang pertarungan antara Melayu dan Cina serta Islam dan musuhnya. Dia membantah tuduhan Ismail dengan menyatakan baik dokumen maupun manifesto Pakatan dengan jelas mendukung tanpa syarat pasal mengenai hak-hak kaum Melayu dan Islam dalam konstitusi.

Bagaimana kebijakan pemerintah di bawah Ismail nanti masih belum jelas. Semua pihak masih menunggu terbentuknya kabinet dan kebijakan pemerintah Ismail. Syed Ibrahim Syed Noh, anggota Dewan dan Ketua PKR Negeri Johor, menghormati proses pemilihan tersebut dan berharap perdana menteri terpilih benar-benar memikirkan soal rakyat, kesehatan, dan ekonomi. "Juga terserah kepada Perdana Menteri untuk membuktikan tindakan beliau, akankah sesuai dengan titah Yang di-Pertuan Agong pada 18 Agustus lalu," tutur Syed Ibrahim.

Yang di-Pertuan Agong pernah meminta Dewan Rakyat menyatukan hati untuk mewujudkan perpaduan semua partai politik. Anggota Dewan yang menang harus mengulurkan tangan untuk bekerja sama dengan yang kalah. "Yang menang tidak menang semua manakala yang kalah pun tidak kalah semua," demikian pesan Raja saat itu.

Syed Ibrahim menyatakan PKR tidak pernah beranjak dari masalah pembelaan rakyat, keadilan, dan marwah. "Kami akan terus berjuang demi agenda reformasi yang lebih baik," kata anggota Majelis Pimpinan Pusat PKR tersebut. SAFWAN AHMAD (Kuala Lumpur)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Kini meliput isu internasional. Sebelumnya menulis berbagai topik, termasuk politik, sains, dan seni. Pengasuh rubrik Pendapat dan kurator sastra di Koran Tempo serta co-founder Yayasan Mutimedia Sastra. Menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (Kemitraan Partnership, 2020). Lulusan Filsafat Universitas Gadjah Mada.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus