Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Prancis akan memberikan Ukraina bantuan militer senilai 195 juta euro atau sekitar Rp3,4 triliun dengan menggunakan bunga dari aset Rusia yang dibekukan. Hal ini diungkapkan Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam wawancara dengan surat kabar Prancis La Tribune akhir pekan lalu seperti dikutip Anadolu pada Ahad, Lecornu mengatakan paket bantuan baru tersebut akan mendukung pengiriman artileri 155 mm dan bom luncur AASM, yang akan digunakan oleh pesawat Mirage 2000 Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menambahkan bahwa Prancis juga tengah mempercepat pemindahan peralatan militer lama, termasuk tank dan kendaraan lapis baja, ke Ukraina.
Keputusan tersebut dibuat sebagai implementasi dari janji negara-negara anggota G7 pada Oktober 2024 untuk menawarkan pinjaman hampir US$50 miliar atau sekitar Rp814 triliun kepada Ukraina, yang didukung oleh pendapatan dari hasil aset Rusia yang dibekukan.
Pernyataan Lecornu itu juga muncul tak lama setelah Inggris mencapai kesepakatan serupa dengan Ukraina pada 1 Maret 2025 untuk memberikan pinjaman sebesar US$2,84 miliar atau sekitar Rp46,2 triliun untuk pembelian peralatan pertahanan.
Sumber keuangan untuk pinjaman tersebut juga didukung oleh hasil aset Rusia yang dibekukan.
Negara-negara Barat telah membekukan aset Rusia senilai sekitar US$300 miliar Rp4.888 triliun sejak Moskow memulai perang dengan Ukraina.
Namun, sebagian besar dana tersebut tetap tidak dapat diakses. Yang tersedia hanya sekitar US$3,2 miliar dolar atau sekitar Rp52,1 triliun setiap tahunnya dari bunga dari aset Rusia yang dibekukan untuk mendanai inisiatif seperti yang diumumkan oleh Prancis itu.
Pilihan Editor: Zelensky Klaim Eropa Bersatu Demi Perdamaian Ukraina