Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bahrain dan Iran telah sepakat untuk memulai pembicaraan yang bertujuan untuk memulihkan hubungan politik antara kedua negara, setelah pertemuan antara menteri luar negeri mereka di Teheran, kata kementerian luar negeri Bahrain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertemuan antara Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid al-Zayani dan pelaksana tugas Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri Kani berlangsung pada Minggu, 23 Juni 2024, dalam kunjungan al-Zayani ke Iran, di mana ia berpartisipasi dalam pertemuan Dialog Kerja Sama Asia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kedua belah pihak sepakat dalam pertemuan ini untuk membangun mekanisme yang diperlukan untuk memulai pembicaraan antara kedua negara untuk mempelajari bagaimana melanjutkan hubungan politik di antara mereka," kata sebuah pernyataan.
Bahrain dan Iran telah memiliki perselisihan yang sudah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Manama telah memutuskan hubungan dengan Teheran pada tahun 2016 setelah ketegangan antara sekutu Bahrain, Arab Saudi, dan Iran. Bahrain juga menuduh Iran terlibat dalam gerakan protes anti-pemerintah 2011 yang dipimpin oleh komunitas Syiah di negara itu, yang dipadamkan setelah kedatangan pasukan Saudi ke Bahrain.
Arab Saudi juga telah memutuskan hubungan dengan Iran pada 2016, tetapi memulihkannya tahun lalu sebagai bagian dari kesepakatan yang ditengahi oleh Cina, dan sejak itu hubungan antara Iran dan Bahrain juga menghangat.
Sebelumnya pada Juni, Bahrain mengirimkan permintaan melalui Rusia untuk membangun kembali hubungan diplomatik dengan Iran, media Iran melaporkan.
Dan pada Mei, Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa mengatakan bahwa negaranya menantikan peningkatan hubungan dengan Iran.
AL JAZEERA