Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sri Lanka akan menandatangani perjanjian dengan Bank Dunia untuk sokongan anggaran sebesar US$500 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun. Langkah tersebut diambil setelah mendapat persetujuan kabinet Sri Lanka pada Selasa, 27 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah mengatakan pada Selasa, 27 Juni 2023, pendanaan dari pemberi pinjaman akan datang dalam dua tahap – masing-masing US$250 juta. Reuters melaporkan pekan lalu kalau Bank Dunia kemungkinan akan menyetujui US$700 juta dalam dukungan anggaran dan kesejahteraan untuk Sri Lanka pada pertemuan dewan pada 28 Juni.
Sisa $200 juta akan dialokasikan untuk program-program membantu orang miskin, yang jumlahnya telah berlipat ganda menjadi 25 persen dari populasi sejak awal krisis ekonomi terburuk di negara Samudra Hindia itu awal tahun lalu.
Sri Lanka yang berpopulasi 22 juta jiwa itu, mengalami krisis ekonomi terburuk dalam tujuh dekade. Ekonominya diperkirakan menyusut 2 persen tahun ini sebelum kembali tumbuh tahun depan, menyusul rekor kontraksi tahun lalu sebesar 7,8 persen.
Bantuan yang digelontorkan Bank Dunia pada Selasa, 27 Juni 2023, merupakan tahap pendanaan terbesar untuk Sri Lanka yang dilanda krisis sejak kesepakatan Dana Moneter Internasional atau IMF di Berbaris.
IMF menyetujui dana talangan hampir US$3 miliar pada Maret 2023. Sri Lanka mengharapkan dapat mengantongi dana tambahan hingga US$4 miliar dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan lembaga multilateral lainnya.
REUTERS
Pilihan Editor: Masuk Daftar Kandidat Ketua Tim Kampanye Ganjar Pranowo, Andika Perkasa: Ya Siap Kalau Ditugaskan