Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Belajar dari Ukraina, Taiwan Kembangkan Drone Tempur untuk 'Perang Asimetris'

Taiwan memamerkan sejumlah drone tempur model baru sebagai kunci dalam "perang asimetris" jika mereka harus menghadapi militer China.

14 Maret 2023 | 14.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Drone tempur Albatross II dalam pameran di Taichung, Taiwan 14 Maret 2023. REUTERS/Ann Wang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Taiwan memamerkan sejumlah drone tempur model baru yang diproduksi di dalam negeri, dengan mengatakan bahwa pesawat tanpa awak itu akan menjadi kunci dalam "perang asimetris" jika mereka harus menghadapi militer China yang jauh lebih besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

China, yang tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, telah meningkatkan aktivitas militer di dekat pulau itu untuk memaksanya menerima kedaulatan Beijing.
 
Perang di Ukraina telah memberikan urgensi baru pada upaya militer Taiwan untuk meningkatkan pertahanan termasuk dorongan mengembangkan drone.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam tampilan langka kemampuan dronenya, National Chung-Shan Institute of Science and Technology (NCSIST), pada Selasa, 14 Maret 2023, memamerkan model terbarunya, termasuk drone pengintai Albatross II, dan drone tempur yang beroperasi dengan satelit sistem pemosisian global.

Kepala NCSIST Art Chang mengatakan perang di Ukraina telah memusatkan perhatian pada drone, dan lembaganya bekerja sama dengan perusahaan Taiwan untuk membangun "tim nasional" mengembangkan drone militer.

Militer Taiwan mengumumkan kemitraan dengan perusahaan yang bertujuan memproduksi 3.000 drone tahun depan.

Chi Li-Pin, direktur Divisi Riset Sistem Penerbangan untuk NCSIST, mengatakan angkatan bersenjata harus meningkatkan penggunaan drone dalam strategi mereka.
 
"Saya berharap pasukan nasional kita dapat membiasakan diri dengan senjata perang asimetris ini dan menggunakannya dengan berani," katanya kepada wartawan di fasilitas NCSIST di pusat kota Taichung.

Presiden Tsai Ing-wen memperjuangkan gagasan "perang asimetris" untuk membuat pasukan Taiwan lebih gesit dan lebih sulit diserang.

Angkatan bersenjata Taiwan dilengkapi dengan baik tetapi masih tidak dianggap oleh China.

Di antara drone yang dipamerkan adalah drone serang dengan amunisi yang dapat meluncur menuju target sebelum jatuh dengan kecepatan tinggi dan meledak saat terjadi benturan.

China mengirim pesawat tak berawaknya ke daerah yang dekat dengan Taiwan untuk menguji tanggapannya, kata kementerian pertahanan pulau itu.

Tahun lalu, Taiwan menembak jatuh pesawat tak berawak sipil yang memasuki wilayah udaranya di dekat sebuah pulau kecil di lepas pantai China.

Kementerian pertahanan pulau itu mengatakan dalam sebuah laporan ke parlemen minggu ini, yang salinannya ditinjau oleh Reuters, bahwa China membangun kapasitas tempurnya dengan drone, termasuk segerombolan robot terbang.

Sebagai tanggapan, Taiwan akan fokus pada pengembangan drone tempur dan pengawasannya, serta sistem anti-drone, kata kementerian itu.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus