Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyerukan pelarangan senjata serbu setelah penembakan massal di Kansas City dekat parade Super Bowl. Penembakan itu menewaskan satu orang dan membuat 21 orang lainnya luka-luka pada Rabu, 14 Februari 2024.
Penembakan massal terjadi di luar Union Station yang terkenal di kota itu, tempat ribuan penggemar berkumpul dengan Kansas City Chiefs untuk merayakan kemenangan tim dalam kejuaraan NFL melawan San Francisco 49ers.
Biden mendeskripsikan Super Bowl sebagai acara paling pemersatu di Amerika, dan perayaan kemenangannya momen yang menggembirakan bagi tim pemenang serta pendukung. “Melihat kegembiraan yang berubah menjadi tragedi hari ini di Kansas City sangat menyentuh jiwa orang Amerika,” tulisnya dalam pernyataan resmi Gedung Putih.
“Saya meminta negara ini untuk mendukung saya. Agar suara Anda didengar di Kongres sehingga kami akhirnya bertindak untuk melarang senjata serbu, membatasi magasin berkapasitas tinggi, memperkuat pemeriksaan latar belakang, menjauhkan senjata dari tangan mereka yang tidak punya urusan memiliki atau menanganinya,” ujar dia.
Peristiwa penembakan ini bertepatan dengan peringatan enam tahun sejak penembakan sekolah SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland yang menewaskan 17 orang. Sementara di hari sebelumnya, pada 13 Februari, merupakan peringatan satu tahun penembakan Universitas Negeri Michigan.
Penembakan massal di Kansas City kemarin juga bukan satu-satunya insiden kekerasan bersenjata di hari itu. Tiga petugas polisi ditembak ketika menjalankan tugas di Washington, D.C. dan penembakan sekolah lainnya terjadi di SMP Benjamin Mays di Atlanta.
“Saat ini, kita telah mengalami lebih banyak penembakan massal pada tahun 2024 dibandingkan jumlah hari dalam setahun,” kata Biden.
Kepala Kepolisian Kansas City Stacey Graves mengatakan pada konferensi pers Rabu malam bahwa tiga orang sedang ditahan dan diselidiki sehubungan dengan penembakan tersebut, namun dia mengatakan para penyelidik belum menentukan motifnya.
Graves mengatakan polisi masih tidak yakin apakah perayaan kemenangan Super Bowl menjadi sasaran serangan, atau apakah kekerasan tersebut hanya kebetulan terjadi di acara tersebut.
REUTERS
Pilihan editor: Pengamat Asing Curigai Campur Tangan Rusia di Pemilu Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini