Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bila jenderal dipecat sipil

Pangab Panama Jenderal Antonio Noriega dituduh terlibat perdagangan narkotik. Dipecat eric arturo devalle. Noriega berhasil mempengaruhi 45 dari 67 anggota dewan nasional untuk memecat Devalle.

5 Maret 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SALING pecat sedang melanda Panama. Krisis kepemimpinan yang tiba-tiba mengguncang itu diduga bisa melahirkan pemerintahan militer, dan perang saudara baru di Amerika Tengah. Apalagi Presiden Eric Arturo Devalle, yang digulingkan militer, pekan lalu, masih mengaku sebagai kepala negara yang sah. Ia, dalam pembicaraan telepon dengan sebuah stasiun televisi Amerika, bahkan mengaku akan terus mengadakan perlawanan. Tapi, menurut sumber-sumber Amerika Devalle saat ini sudah berada di Amerika. Ia, menurut keterangan Senator Edward Kennedy, sedang dalam perjalanan menuju Miami. Pergolakan politik yang berakhir dengan penggulingan presiden itu dimulai sendiri oleh Devalle. Ia memecat panglima angkatan bersenjata Panama, Jenderal Antonio Noriega, 50 tahun, yang merupakan orang kuat dan penguasa de facto di republik kecil berpenduduk 2,2 juta jiwa itu. Alasan pemecatan Noriega, menurut Devalle, adalah untuk memudahkan penyelidikan kasus penyelundupan narkotik ke Amerika. Tuduhan penyelundupan narkotik atas Noriega itu dilontarkan oleh dua grand jury Amerika. Selain itu, Noriega, yang menjadi fokus investigasi dalam dengar pendapat yang diselenggarakan oleh Kongres Amerika, secara eksplisit juga dituduh telah mengubah Panama sebagai pelabuhan untuk mengalirkan narkotik ke Amerika. Dalam penyelundupan barang terlarang itu, menurut tuduhan yang dilimpahkan, Noriega bersekutu dengan suatu kartel obat bius Colombia. Ia membantah tuduhan itu, bahkan menyebutnya tak berdasar sama sekali. Maka, ketika Devalle mengeluarkan keputusan pemecatannya, Noriega menolak mematuhi perintah kepala negara untuk menyerahkan jabatan panglima angkatan bersenjata. Bahkan, ia berhasil mempengaruhi 45 dari 67 anggota Dewan Nasional (Parlemen) untuk memecat Devalle dan Wakil Presiden Roderick Esquevel. Kemudian, Parlemen, atas restu Noriega, yang didukung 15.000 prajurit angkatan darat, mengangkat bekas Menteri Pendidikan Manuel Solis Palma sebagai presiden baru. Walau ada usaha sekitar 3.000 pendukung Devalle mengadakan aksi massa, toh tak kelihatan mempengaruhi kehidupan sehari-hari di Panama. Toko, bank, pusat perbelanjaan buka sepertl biasa, dan tentara yang menjaga keamanan juga tak kelihatan mencolok. Tapi, tindakan Noriega itu cukup mengkhawatirkan banyak warga Panama mengenai hari depan negeri mereka. Panama termasuk salah satu negara Amerika Tengah yang secara ekonomis relatif kuat. Kebanyakan penduduknya bisa dikatakan memiliki tingkat kehidupan kelas menengah. Semua itu tak lepas dari kehadiran Amerika di sana, yang secara strategis ingin terus menguasai Selat Panama, dan fungsi negara itu sebagai kunci finansial di kawasan Amerika Tengah. Apa yang dicemaskan banyak warga Panama akhirnya tak terelakkan juga. Organisasi negara-negara Amerika Latin, yang terkenal dengan sebutan "Kelompok Delapan", telah melarang Panama aktif dalam wadah tersebut. Sebuah pernyataan yang ditandatangani menteri luar negeri Argentina, Brasil, Colombia, Meksiko, Peru, dan Uruguay melarang Panama aktif sampai "pranata-pranata demokrasi di negeri itu berfungsi kembali." Boikot dari negara-negara itu dengan sendirinya akan melemahkan kedudukan Panama sebagai salah satu pusat finansial Amerika Latin. Kecemasan mereka yang lain adalah turut campurnya Amerika secara militer. Dikhawatirkan kalau krisis politik di Panama berlarut-larut, Amerika, yang begitu berkepentingan dengan Selat Panama, akan turun tangan. Tapi, baik Jenderal Noriega maupun Presiden Palma pagi-pagi telah mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika. Setiap langkah campur tangan Amerika, kata mereka, akan dijawab secara spontan oleh "rakyat Panama", dan dengan perjuangan bersenjata. Karena itu, ada kesan Washington akan memilih tekanan ekonomi. Walau Noriega berhasil mempertahankan diri sebagai orang kuat Panama, ancaman terhadap negeri itu belum hilang. Citra Noriega sebagai penyalur obat bius dan sanksi ekonomi yang mungkin dipilih oleh Washington serta negara-negara Amerika Latin akan memojokkannya. Bila itu terjadi kekacauan domestik bakal tak terelakkan. Padahal, selama ini, Panama merupakan salah satu negara di Amerika Latin yang berhasil mempertahankan stabilitas politik dan ekonomi. A.D: laporan kantor-kantor berita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus