Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Kemenangan Tersangkut di Mahkamah

Bongbong Marcos terancam batal menjadi Presiden Filipina karena sertifikat pencalonannya digugat ke Mahkamah Agung. Kasus penghindaran pajaknya diungkit lagi.

21 Mei 2022 | 00.00 WIB

Ferdinand Marcos Jr berbicara kepada wartawan asing, usai meraih kemenangan telak dalam pemilihan presiden Filipina, berdasarkan penghitungan suara tidak resmi, di Kota Mandaluyong, Filipina, 11 Mei 2022. REUTERS /Jerome Morales/File Foto
Perbesar
Ferdinand Marcos Jr berbicara kepada wartawan asing, usai meraih kemenangan telak dalam pemilihan presiden Filipina, berdasarkan penghitungan suara tidak resmi, di Kota Mandaluyong, Filipina, 11 Mei 2022. REUTERS /Jerome Morales/File Foto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Bongbong Marcos terpilih sebagai Presiden Filipina.

  • Kelompok masyarakat sipil menggugat sertifikat pencalonannya ke Mahkamah Agung.

  • Marcos akan meneruskan program antinarkotik Duterte yang kontroversial.

LANGKAH Ferdinand Marcos Junior alias Bongbong, putra diktator Ferdinand Marcos, untuk segera masuk Istana Malacanang setelah menang dalam pemilihan Presiden Filipina tertunda. Kelompok masyarakat sipil pimpinan Christian Buenafe dan Fides Lim menggugat Komisi Pemilihan Umum (Comelec) ke Mahkamah Agung pada Senin, 16 Mei lalu. Buenafe adalah tokoh Gugus Tugas Tahanan Politik Filipina dan Lim adalah pemimpin organisasi pembela tahanan politik Kapatid.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus