Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Buah simalakama jaruzelski

Kenaikan harga bahan pangan menimbulkan berbagai reaksi dari kaum buruh dan komite koordinasi nasional (opzz). Hubungan dengan AS semakin parah setelah pengusiran terhadap diplomat AS. (ln)

9 Maret 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

POLANDIA kembali terancam guncangan. "Kaum buruh sedang marah, dan saya akan mendukung aksi protes mereka," ujar bekas pemimpin Solidaritas, Lech Walessa, pekan lalu. Ia meramalkan, bila pemerintah Polandia jadi menaikkan harga sejumlah bahan pangan, awal pekan ini, unjuk perasaan akan bangkit di seluruh negeri itu. Pemerintah Polandia di bawah PM Jenderal Wojcieck Jaruzelski memang seperti dihadapkan pada buah simalakama. Kemerosotan ekonomi yang terus-menerus menawarkan pilihan yang tidak banyak untuk bertindak. Apalagi, sejak 1950-an, kenaikan harga sudah menjadi "makanan sehari-hari" dari negeri berpenduduk hampir 37 juta itu. Tetapi, sejak Februari 1984, harga bahan pangan tidak pernah dinaikkan secara resmi. Barulah awal tahun ini pemerintah Polandia mengumumkan niat yang tidak populer itu, dengan janji melaksanakan semacam "konsultasi masyarakat" sebelum pelaksanaannya dimulai. Konsultasi ini ditempuh melalui tempat-tempat kerja dan media massa. Pengamanan, sebetulnya, sudah dilakukan. Misalnya, dengan membentuk Komite Koordinasi Nasional (OPZZ), wadah resmi kaum buruh yang diharapkan bisa mengambil alih pamor Solidaritas. Dalam waktu singkat, OPZZ menyatakan diri sudah menghimpun lima juta anggota. Tidak dinyana, serikat yang dibentuk pemerintah ini pun menampik rencana kenaikan harga tersebut. "Kenaikan harga ini akan menurunkan standar hidup kaum buruh, dan kami tidak bisa menerimanya," ujar Romauld Sosnowski, wakil ketua OPZZ. Pernyataan ini disiarkan televisi nasional Polandia, beberapa saat setelah pucuk pimpinan OPZZ bersidang di Warsawa. Lech Walessa, pemegang Hadiah Nobel 1983 itu, sempat mengimbau mogok nasional 15 menit untuk menentang rencana kenaikan harga. Imbauan ini kemudian dibatalkan, setelah pemerintah berjanji meninjau kebijaksanaan tersebut. Mendadak, Jumat lalu, pemerintah mengubah janjinya, bahkan berketetapan menaikkan harga bahan pangan mulai awal minggu ini. Kenaikan itu berkisar antara 12% dan 13% pada harga eceran, yang akan mengakibatkan kenaikan 4,2% biaya hidup sehari-hari. Terancam oleh aksi-aksi di dalam negeri, Polandia tergelincir pula dalam perkara diplomasi. Pekan lalu, Warsawa mengusir atase militer AS untuk Polandia, Kolonel Frederick Myer. Sang kolonel bersama istrinya, konon, pada 21 Februari dipergoki memotret instalasi militer di kawasan terlarang di Makow Mazowiecki, sekitar 104 km di utara Warsawa. Departemen Luar Negeri AS tidak bisa menerima perlakuan ini. Mereka bahkan menuduh, polisi Polandia telah menelanjangi dan memaksa Nyonya Myer meiakukan "senam yang tidak senonoh". "Itu fitnah belaka," balas juru bicara pemerintah Polandia, Jerzy Urban. "Nyonya itu memang digeledah, tetapi oleh para perwira wanita kami." Pada hari yang sama dengan pengusiran Myer, Washington melakukan tindakan serupa terhadap Kolonel Zygmunt Szymanski, atase militer Polandia di AS. Juru bicara Gedung Putih, Larry Speakes, bahkan mengancam, "Bila mereka mengulangi tindakan seperti ini, kami bisa lebih keras." Pengusiran Szymanski disusul oleh keputusan AS untuk menunda pembicaraan pcrsetujuan ilmu dan teknologi antara kedua negara, yang sedianya dilakukan pekan lalu. Sementara itu, John Davis, charge d'affaires AS untuk Polandia, yang sedang berada di Washington untuk konsultasi, ditunda kepulangannya ke posnya di Warsawa. "Ini adalah tindakan balas dendam,: kata Jerzy Urban. Rusaknya hubungan dengan AS bisa membuat Polandia bertambah parah. Hingga akhir tahun lalu, negeri itu menerima bantuan paling tidak US$ 33 juta dari Washington. Sementara itu, kenangan pahit masih berbekas, ketika AS menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Polandia, 23 Desember 1981, hanya dua bulan setelah Jenderal Jaruzelski berkuasa, disusul oleh pemberlakuan keadaan darurat militer, dan pemberangusan serikat buruh bebas Solidaritas. Tampaknya, ada usaha Warsawa meralat pengusiran Myer, dengan mengatakan bahwa atase militer itu tidak menunjukkan identitasnya segera setelah dipergoki. Tetapi, Washington tidak menggubris alasan ini. Myer adalah diplomat AS pertama yang diusir Polandia sejak 1982.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus