Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Calon Menhan Trump Tuai Kritik karena Tak Tahu Nama Negara Anggota ASEAN

Calon menhan Trump, Pete Hegseth, menuai kritik pada Selasa karena sama sekali tidak mengetahui Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)

16 Januari 2025 | 08.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pete Hegseth, calon menteri pertahanan yang dicalonkan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, memberikan kesaksian di hadapan sidang konfirmasi Komite Angkatan Bersenjata Senat di Capitol Hill di Washington, 14 Januari 2025. Reuters/Elizabeth Frantz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon menteri pertahanan (menhan) pilihan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, Pete Hegseth, menuai kritik pada Selasa karena sama sekali tidak mengetahui Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selama sidang konfirmasi di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat di Washington, Hegseth diminta oleh Senator Demokrat Tammy Duckworth untuk "menyebutkan pentingnya setidaknya satu negara di ASEAN" dan jenis perjanjian apa yang dimiliki AS dengan setidaknya salah satu negara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Duckworth juga meminta Hegseth untuk menyebutkan berapa banyak negara yang ada di ASEAN.

Sebagai tanggapan, Hegseth mengatakan, "Saya tidak dapat memberi tahu Anda jumlah pasti negara-negara di dalamnya. Tapi saya tahu kami memiliki sekutu di Korea Selatan, di Jepang, dan di AUKUS dengan Australia – Anda mencoba untuk bekerja sama dalam pembuatan kapal selam dengan mereka. "

AUKUS merupakan aliansi pertahanan antara Australia, Inggris, dan AS.

Duckworth, seorang veteran militer AS keturunan Thailand yang lahir di Bangkok, memotong pernyataan Hegseth.

“Tiga negara yang Anda sebutkan itu tidak ada yang tergabung dalam ASEAN,” ujarnya dengan nada tegas. "Saya sarankan Anda melakukan sedikit pekerjaan rumah sebelum mempersiapkan negosiasi semacam ini."

Blok ASEAN terdiri dari 10 negara: Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

AS memiliki kemitraan strategis yang komprehensif dengan ASEAN dan beberapa negara anggotanya.

AS juga memiliki perjanjian pertahanan dengan Filipina dan Thailand, sementara Singapura adalah salah satu mitra kerja sama keamanan utamanya.

Dalam postingan di X, Partai Demokrat di Komite Urusan Luar Negeri DPR AS mengatakan: "ASEAN adalah singkatan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. ASEAN memiliki 10 negara anggota, tidak ada satupun yang merupakan Jepang, Korea, atau Australia.”

“Thailand dan Filipina berada di ASEAN dan merupakan sekutu utama AS. Calon Menteri Pertahanan yang serius harus mengenal mitra Indo-Pasifik AS.”

Juga ikut mengkritik Hegseth, mantan Perwakilan Demokrat AS Debbie Mucarsel-Powell mengataka,: "Hegseth tidak dapat menyebutkan satu negara pun yang merupakan bagian dari ASEAN dan dia tidak mengetahui satu pun perjanjian keamanan internasional AS. Amerika, jika Anda menginginkan perdamaian dan keamanan, bukan dia orangnya!"

Hegseth, mantan pembawa acara Fox News, adalah salah satu tokoh paling kontroversial yang pernah dicalonkan menjadi Menteri Pertahanan AS.

Pria berusia 44 tahun ini mengecam inisiatif keberagaman, kesetaraan, dan inklusi di militer, serta mempertanyakan apakah jenderal tertinggi AS tersebut mendapatkan jabatan tersebut karena ia berkulit hitam. Sebelum pencalonannya, Hegseth sangat menentang perempuan dalam peran tempur.

Beberapa episode dari masa lalu Hegseth juga telah memicu kekhawatiran di kalangan anggota parlemen, termasuk tuduhan pelecehan seksual pada 2017 meski tidak berujung tuntutan dan yang ia bantah dengan tegas. Ia juga dituduh alkoholik dan salah urus keuangan di organisasi veteran.

Ketika ditanya oleh Senator Partai Republik Roger Wicker, ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat, tentang tuduhan yang dihadapi Hegseth, calon tersebut mengatakan bahwa ada "kampanye kotor yang terkoordinasi" terhadapnya.

“Saya bukan orang yang sempurna, namun  tuduhan itu tidak nyata,” kata Hegseth, yang kemudian menegaskan bahwa dia “dituduh secara salah” melakukan pelecehan seksual dan menganggap laporan penyalahgunaan alkohol sebagai “fitnah anonim”.

Hegseth akan tersingkir bila ditolak tiga Senator Partai Republik, jika setiap anggota Partai Demokrat dan independen memberikan suara menentangnya.

Namun, dia tetap mempertahankan dukungannya terhadap Trump ketika berita utama yang mengecam semakin banyak, dan anggota Senat dari Partai Republik tampaknya terbuka untuk mendengarkannya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus