DIKTATOR Jerman Adolf Hitler, yang bunuh diri di lubang
perlindungannya di Berlin, 30 April 1945, bikin gempar lagi.
Catatan hariannya, 60 jilid, yang ditemukan dan dimuat
bersambung oleh majalah Stern (beroplah 1,87 juta eksemplar)
mulai pekan lalu. Bagaikan Jesus Kristus, Hitler, yang dalam
buku Mein Kampf menyejajarkan diri dengan pemimpin umat Kristen
itu, bangkit dari kematian untuk menyatakan dirinya
"berperikemanusiaan."
"Penyerbuan besar-besaran yang dinanti telah tiba. Tuhan,
berdirilah di pihak kami," tulis Hitler mengakhiri catatan
hariannya. Tanggal tulisan, yang berbunyi seperti doa itu, tidak
dicantumkan. Diperkirakan dua minggu sebelum ia menembak
dirinya. Buku harian itu, menurut Stern, mulai ditulis enam
bulan sebelum Hitler menjadi Kanselir Jerman.
Keabsahan tulisan tangan Hitler itu sudah diyakinkan oleh
beberapa ahli. Tapi masih ada yang meragukannya. Karena Hitler
biasa menulis dengan pensil sedangkan buku harian itu ditulis
dengan tinta hitam.
Kesangsian lain, terutama di kalangan para ahli sejarah Eropa,
adalah tentang isi buku harian itu -- yang sungguh bertentangan
dengan gambaran Hitler selama ini. Terbaca dalam catatannya:
"Saya sudah berbicara dengan Goering dan Goebbels dan Lutz
tentang meluasnya demonstrasi terhadap orang Yahudi. Tindakan
segelintir orang berkepala panas itu takkan membantu ekonomi.
Dari kaca-kaca toko yang dipecahkan saja telah musnah jutaan
Mark," tulisnya. "Saya juga mendengar beberapa orang erseragam
membunuh Yahudi. Apakah orang-orang ini telah gila? Apa kata
orang luar negeri nanti? Akan saya keluarkan segera perintah
darurat." Goering, Goebbels, dan Lutz adalah orang-orang
kepercayaan Hitler -- diduga trio inilah otak penghancuran 7.000
toko dan sejumlah rumah serta tempat ibadat orang Yahudi.
Di bagian lain Hitler menunjukkan dirinya sebagai pemimpin
berperikemanusiaan tulus, dan jujur. Kepala Gestapo Heinrich
Himmler disebutnya sebagai "peternak binatang jahat yang gila
kekuasaan." Yang dipujinya juga ada. Tentang Martin Bormanns
sekretaris pribadinya, Hitler: "Bormanns sangat dibutuhkan. Jika
saya memiliki lima Bormanns, pasti saya tidak duduk di di sini."
Catatan tentang Bormanns ditulis Hitler di lubang
perlindungannya, 27 Maret 1945.
Hitler juga mengungkapkan perasaannya terhadap wanita dalam buku
hariannya. Tentang Eva Braun, salah satu gundiknya, ditulisnya:
"Eva terpaksa menderita banyak. Para dokter . . . memberitahukan
hamilnya palsu, tapi Eva yakin telah mengalami keguguran."
Buku-buku harian Hitler itu ditemukan Gerd Heidemann, wartawan
Stern, yang biasa mengusut memorabilia zaman Nazi Arsip pribadi
Eitler itu, menurut pengakuannya, didapatnya dari seorang bekas
perwira Nazi yang tak mau diungkapkan identitasnya. Dokumen itu
sebelumnya tersimpan rapi dalam sebuah bank di Swiss.
Surat kabar-surat kabar Jerman Barat umumnya skeptis akan
keaslian buku harian itu. Tulis mereka: "Pemalsuan terbesar abad
ini." Tentang majalah dan mingguan yang memuatnya dianggap
mereka telah melakukan "penyiaran tak bertanggung jawab."
Tuduhan sama dilontarkan sejarahwan Eropa dan Amerika Serikat:
Prof. Andreas Hillgruber dari Koeln. Prof. Walther Hoferdi dari
Swiss, Prof. Eberhard Jaeckel dari Stuttgart, Prof. Gerhard
Weinberger dari Universitas Carolina, AS, David Irving dari
Inggris, Simon Wiesenthal dari Pusat Dokumentasi Yahudi di Wina,
dan Prof Martin Broshat, direktur Institut Sejarah di Munich.
Satu-satunya tokoh dalam buku harian itu yang masih hidup
tinggal Rudolf Hess. Menurut Sterrl, Hess adalah, salah seorang
yang menyegel dokumen Hitler itu dengan cap Swastika -- lambang
Nazi. Hess, 87 tahun, kini ditahan di penjara Spandau, Berlin.
Putranya Wolf Ruediger Hess, pekan lampau telah minta pihak
sekutu mengirimkan ayahnya memberi kesaksian tentang catatan
harian itu.
Orang-orang Yahudi di London telah melancarkan protes terhadap
penyiaran catatan Hitler itu. Ketua Rabbi Inggris, Dr. Immanuel
Jakobovits telah menulis surat ke surat kabar the Times, London:
yang ikut membeli hak penyiarannya dari Stern Rp 400 juta. "Saya
protes keras publikasi dari apa yang disebut buku harian Hitler
itu. Apakah otentik atau tidak, publikasinya hanya akan
membangkitkan kembali propaganda jahatnya, dan merehabilitasi
Hitler di mata generasi yang tidak mengenalnya sebagai pimpinan
gangster."
Ahli sejarah Inggris, Trevor Roper (Lord Dacre), yang juga
menjadi direktur the Times itu, yakin akan kebenaran tulisan
Hitler tersebut. Ahli sejarah Jerman, Prof. Weinberg, yang
diwawancara televisi Jerman Barat bersama Trevor Roper,
mengatakan: "Hitler berpikir Jerman pasti menang perang. Ia
ingin menciptakan dongengan tentang dirinya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini