Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dukungan rakyat untuk prem

Rakyat muangthai protes atas pengunduran diri pm. prem tinsulanonda, dan menghimabu agar prem tetap bersedia jadi perdana menteri. (ln)

7 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BALAIKOTA Provinsi Surin, Thailand, pekan lalu, dibanjiri orang desa. Mereka membawa plakat dan poster besar yang berisi dukungan untuk PM Prem Tinsulanonda. Jumlah mereka, yang datang dari 13 distrik dan subdistrik, diperkirakan ada 10.000 orang. Di Si Sa Ket, jumlah demonstran lebih dari 40.000 orang. Mereka membawa satu poster besar yang berbunyi: "Bangsa akan maju jika Prem menjabat PM." Arus protes serupa dikabarkan bergerak serentak di enam provinsi di Thailand. Semuanya mengimbau Prem agar tetap bersedia jadi kepala pemerintahan. Gerakan mendukung Prem ini diduga akan menjalar ke pelbagai provinsi lain dalam waktu dekat. Prem Tinsulanonda, 62 tahun, menjabat perdana menteri sejak 12 maret 1980. Ia menggantikan Kriangsak Chomanan. Prem terjun ke politik tahun 1977 ketika Kriangsak mengangkatnya sebagai deputi menteri dalam negeri. Berasal dari Songkhla, Thailand Selatan, jenderal purnawirawan yang terkenal pendiam ini, hidup membujang sampai sekarang. Awal pekan silam, manakala Uthai Pimchaichon, pemimpin Partai Progressive (PP) terpilih sebagai ketua Dewan Perwakilan Prem agak kecewa. Begitu Dewan Perwakilan membuka sidang pertama, esoknya, Prem memaklumkan niatnya untuk mengundurkan diri. "Saya ingin pensiun," ungkapnya. "Saya sudah katakan saya tidak berambisi lagi jadi PM." Berambisi atau tidak, Partai Aksi Sosial (SAP), unggulan pertama di Dewan Perwakilan mengulangi dukungan agar Prem membentuk kabinet koalisi. Penegasan ini merupakan ulangan permintaan yang sudah jauh-jauh hari diajukan Ketua SAP Kukrit Pramoj. Sementara Prem belum sempat menentukan sikap, Partai Chart Thai, unggulan kedua di Dewan Perwakilan, memamerkan kelihaian mereka. Chart Thai, yang memborong 73 kursi dewan, bergabung dengan beberapa partai gurem. Dalam tradisi politik di Thailand, partai kecil selalu menjajakan kursi mereka kepada penawar tertinggi. Chart Thai, yang pro militer, adalah penawar tertinggi yang secara lihai mencalonkan Uthai sebagai ketua Dewan Perwakilan dan menang -- selisih lima suara dari calon SAP. Berita burung menyebutkan bahwa suara partai-partai gurem itu dibeli Chart Thai US$43.700 per kepala. Kini Chart Thai semakin mantap. Dua hari sesudah Prem memaklumkan pengunduran dirinya, Ketua Chart Thai Mayjen Pramarn Adireksarn berkata bahwa tindakan itu tepat dan amat kesatria. Dan Pramarn tanpa ragu menyiarkan akan membahas pencalonan PM -- siapa lagi kalau bukan dirinya sendiri. Tapi demonstrasi di banyak provinsi itu membuktikan rakyat memihak Prem dan tidak berminat pada Pramarn. Terpilihnya Uthai sebagai ketua Dewan Perwakilan mengundang risiko tidak ringan. Nama Uthai memang tidak asing di lembaga itu. Tahun 1976 ia juga terpilih untuk jabatan yang sama. Sekalipun PP yang dipimpinnya hanya memenangkan tiga kursi, berkat koalisi dengan Chart Thai, Uthai dengan mudah terpilih. Ia, sebagai ketua, berhak mewakili Dewan Perwakilan untuk berunding dengan Senat, antara lain, dalam menentukan calon PM. Dan sesuai pasal 146 UUD, jika suara di dewan terpecah-pecah, ia atas nama Raja, berhak menunjuk seorang PM. Raja Bhumibol Adulyadej, menurut pengamat politik di Bangkok, belum tentu merestui pilihan Uthai jika sampai menunjuk seorang PM. Ia dikabarkan sangat terkesan oleh pemerintahan Prem yang stabil. Bahkan ketika tentara unjuk kekuatan untuk menggulingkan Prem, tahun lalu Raja, juga Ratu Sirikit, tanpa ragu-ragu memihak Prem. Sekarang diperkirakan juga akan begitu. Tak meleset, memang. Sumber kerajaan di Bangkok, Sabtu lampau, menyebut Raja Adulyadej sudah merestui Prem untuk jadi PM lagi. Prem belum memberikan komentar. Tapi diduga ia tidak akan menolak. Apalagi restu untuknya bukan cuma dari Raja, juga dari rakyat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus