Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Masjid Agung Moscow atau Moscow Cathedral Mosque di Rusia pada Selasa, 13 Maret 2018, menyita perhatian publik, khususnya mengenai sejarah masjid indah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengunjungi Masjid Agung Moskow disela-srla kunjungannya ke Rusia, 12 Maret 2018. Dalam kunjungan ini Retno ingin menyampaikan pesan agar masyarakat menyebarluaskan perdamaian. Foto: Kementrian Luar Negeri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masjid Agung Moscow dibangun pertama kali pada 1904, yang berlokasi di Olimpiysky Avenue dekat Stadium Olimpic dijantung kota Moskow. Namun masjid tua ini dirubuhkan dan dibangun kembali dalam ukuran yang lebih besar pada 2015 hingga tercatat sebagai masjid terbesar di kota Moscow, Rusia.
Tinggi menara Masjid ini 72 meter dan tinggi kubah utamanya 46 meter. Kondisi ini membuat masjid agung tersebut terbesar kedua di Rusia setelah masjid Salawat Yulayev, yang dibangun di kota Ufa.
Seperti dikutip dari www.rbth.com masjid agung Moscow setelah dipugar memiliki luas hampir 20 kali lipat dari bangunan aslinya sehingga mampu menampung sampai 10.000 jamaah. Di dalam masjid ini, terdapat tangga berjalan, fasilitas yang ramah bagi penyandang cacat.
Pembangunan ulang masjid agung ini memakan biaya hingga US$.170 juta atau Rp.2 triliun, yang sebagian besar dananya diperoleh dari sumbangan para pengusaha di Rusia dan anggota senat Suleyman Kerimov untuk mengenang ayahnya. Diantara daftar para penyumbang adalah pemimpin Palestina Mahmoud Abbas, yang mendonasikan US$.26.000 atas nama anak-anak Palestina.
Sedangkan Turki telah mendonasikan sebuah mimbar dan mihrab yang mengindikasikan arah kiblat. Dinding dan langit-langit masjid bermotif tradisional khas Rusia, sedangkan lantai masjid dilapisi karpet dari Turki. Yang juga istimewa, kubah dan paviliun-paviliunnya dilapisi emas. Para arsitek masjid ini memutuskan melapisi kubah-kubah masjid dengan emas agar menyatu dengan langit kota Moscow yang didominasi oleh kubah-kubah emas gereja.